Walter Hooper dalam beberapa kesempatan menyatakan bahwa C.S. Lewis adalah pribadi paling bertobat yang pernah ia jumpai.
Dalam sebuah artikel opini New York Times baru-baru ini, Leigh Stein, seorang milenial nonreligius, mengajukan pertanyaan mendalam berikut: "Bagaimana pengguna Instagram menjadi otoritas moral (kaum milenial)?"
Menjadi seorang penginjil adalah lebih dari sekadar memberi tahu orang-orang tentang Yesus; itu menghendaki agar kita menjadi pengajar Injil. Injil diberitakan melalui pemberitaan kabar baik. Ini adalah awalnya. Akan tetapi, kita juga perlu menjelaskan kepada orang percaya baru tentang implikasi dan konsekuensi dari percaya kepada Injil. Ini diperlukan untuk menghasilkan murid yang sejati.
Otoritas untuk Mengajar
Beberapa teman saya mengatakan bahwa mereka "tidak pernah dimuridkan" -- dan karena itu mereka ragu-ragu untuk memuridkan orang lain.
Selain menjadi anggota gereja dan menghadiri pemahaman Alkitab, mereka melayani dalam berbagai bidang. Akan tetapi, mengenai memuridkan seseorang, tugas itu tampak menakutkan dan membingungkan.
Bagaimana kita bisa menciptakan budaya pemuridan di gereja kita ketika begitu banyak dari kita merasa tidak siap?
Apa itu Pemuridan?
Ketika Anda mulai memuridkan seseorang, sangatlah penting untuk memiliki semacam rencana ke mana Anda akan membawa murid itu. Saat menjalankan rencana itu, ada hal-hal tertentu yang harus selalu Anda perhatikan waktu memuridkan. Berikut adalah pertimbangan umum yang harus Anda perhatikan saat melakukan pertemuan:
Langkah Pertama untuk Keluarga Kristen
Setelah hampir setengah abad dalam pelayanan, termasuk berkhotbah di 47 negara bagian, saya mengamati bahwa hanya sedikit keluarga Kristen yang mempraktikkan ibadah keluarga secara teratur. Saya bahkan berani mengatakan bahwa di sebagian besar gereja terbaik kita, kebanyakan pria terbaik kita tidak memimpin istri mereka – dan anak-anak jika mereka memilikinya - dalam ibadah keluarga.
-Ketika kamu duduk di rumahmu ....- Ulangan 6:7