Pengasuhan yang Setia Adalah Pengasuhan yang Berhasil

Saya sudah menjadi ayah selama hampir 17 tahun, dan semakin lama saya berusaha menjadi orang tua, semakin saya merasa kurang memenuhi syarat untuk memberi nasihat tentang membesarkan anak. Secara halus, mengasuh anak itu membuat kita rendah hati. Saya juga seorang pendeta yang sering berada dalam posisi untuk menasihati para orang tua. Saya sangat membutuhkan teman seperti Chap Bettis, penulis The Disciple-Making Parent: A Comprehensive Guidebook for Raising Your Children to Love and Follow Jesus Christ (Diamond Hill, 2016).

Tampaknya ada begitu banyak buku tentang pengasuhan anak -- ada yang bagus, ada yang buruk, dan banyak buku termasuk kategori di antaranya. The Disciple-Making Parent termasuk dalam kategori bagus, dan merupakan salah satu favorit saya. Mengapa? Buku itu sarat dengan kebijaksanaan praktis dalam mengasuh anak, dan berfokus pada dua kebenaran penting yang sering kita abaikan ketika membesarkan anak-anak: (1) hanya Allah yang dapat menjadikan mereka orang Kristen, dan (2) pada dasarnya membesarkan anak-anak dalam takut dan pemeliharaan Tuhan adalah kegiatan penginjilan.

Buku Bettis membahas banyak masalah pengasuhan yang sulit seperti realitas anak yang hilang, cara mengajar anak-anak tentang dunia, berurusan dengan media sosial dan elektronik, menjelaskan kemunafikan, dan banyak lagi. Bettis melayani sebagai pendeta selama 25 tahun di New England sebelum mendirikan The Apollo Project pada tahun 2012 untuk memperlengkapi keluarga dalam pemuridan, apologetika, dan pandangan dunia dan untuk menolong gereja menjadi lebih ramah keluarga.

Mengapa Anda menulis The Disciple-Making Parent?

Saya memperoleh hak istimewa untuk bertumbuh dalam keluarga Kristen dan mendengar Injil di gereja. Saya percaya bahwa saya benar-benar memercayai Kristus saat berusia sekitar 8 tahun. Akan tetapi, saya juga mengalami transisi yang tidak mulus mencapai kedewasaan iman. Kemunafikan yang saya lihat di gereja, dikombinasikan dengan pertanyaan intelektual saya sendiri, hampir menghancurkan iman saya. Syukurlah, orang-orang Kristen di perguruan tinggi sekuler saya dan berbagai buku tentang apologetika memperkuat iman saya.

Sebagai seorang pendeta, ketika Sharon dan saya memiliki anak sendiri, kami memutuskan untuk secara sengaja mewariskan Injil kepada anak-anak kami. Kami memiliki sejumlah sumber yang bagus untuk membantu kami dalam hal pengasuhan anak, tetapi tidak ada yang berbicara secara langsung dan alkitabiah untuk membantu kami memuridkan anak-anak kami. Jika Kitab Suci cukup (dan memang demikian), maka tentu saja mereka berbicara tentang masalah ini. Sebagai tambahan, Allah membawa sejumlah orang tua yang berpikiran sama ke gereja rintisan baru kami. Saat kita semua membesarkan anak-anak, kita menyelidiki Kitab Suci untuk memperoleh hikmat di bidang ini.

Ketika saya mulai menuliskan beberapa ide ini di atas kertas, ide-ide itu tampaknya bisa membantu orang tua lain. Fakta bahwa kami membesarkan anak-anak kami dalam iklim rohani yang keras di New England tampaknya selaras dengan situasi yang dihadapi oleh para orang tua zaman ini, karena Amerika semakin agresif terhadap kekristenan.

Ketika saya menyadari bahwa saya mungkin dapat menulis, saya berdoa agar hal itu bisa saja menantang, tetapi tidak menimbulkan rasa bersalah bagi para orang tua, dan dipenuhi hikmat Kitab Suci yang tak lekang oleh waktu tanpa terlalu bergaya Amerika, dan menyadari bagaimana dosa dapat memengaruhi rumah tangga dalam cara-cara yang signifikan. Saya berterima kasih atas umpan balik yang saya terima, bahkan dari mereka yang berbeda denominasi dan negara-negara non-Barat.

Anda mengaitkan penginjilan dengan membesarkan anak-anak. Mengapa?

Dampak rohani dosa adalah membutakan kita pada banyak hal, termasuk cara pandang yang benar terhadap keluarga dan anak-anak. Allah tidak hanya memberi kita bayi untuk dibesarkan; Dia memercayakan kita dengan jiwa-jiwa abadi untuk dipengaruhi. Ini mengubah keseluruhan pola asuh yang saya lakukan.

Dasar Kitab Suci untuk orang tua bukanlah Ulangan 6 atau Efesus 6, betapapun pasal itu sama pentingnya, tetapi dalam Matius 28:18-20. Amanat Agung adalah misi gereja dan menjadi dasar arahan bagi keluarga saya. Begitu saya memiliki Bintang Utara tersebut untuk membimbing saya sebagai orang tua, saya dapat membuat pilihan yang bijaksana dan berdiri teguh dalam budaya yang terus mencoba mendorong saya ke segala arah.

Terlalu banyak pendeta dan orang tua yang memisahkan kehidupan pelayanan dan kehidupan keluarga. Akan tetapi, Allah ingin agar setiap keluarga menjadi unit pemuridan yang menampilkan Allah Tritunggal. Memahami kebenaran ini mengubah segalanya.

Setelah orang tua memahami hal ini, menurut Anda mitos apa yang masih dipercayai oleh orang tua Kristen?

Banyak orang tua yang baik tergoda untuk percaya bahwa lingkungan yang sempurna akan menjamin bahwa anak-anak mereka akan berjalan bersama Tuhan. Meskipun kita mungkin tidak mengatakannya, tindakan kita sering menunjukkan bahwa kita berpikir seperti ini. Akan tetapi, keselamatan anak-anak kita bukanlah karena perbuatan -- baik dari mereka atau kita. Memuridkan anak-anak kita tidak seperti membuat kue: Masukkan bahan yang tepat dan menyediakan lingkungan yang tepat dalam jangka waktu yang tepat -- dan lalu dihasilkan anak-anak yang sempurna. Anak-anak kita diperhadapkan pada pilihan nyata yang harus mereka buat.

Akan tetapi, setelah diperingatkan akan adanya bahaya ini, kita harus membuat keputusan lain dengan keteguhan yang sama: Allah dapat dan sering menggunakan cara-Nya sendiri. Tugas kita adalah dengan setia menjalankan tugas yang Dia berikan kepada kita, menyerahkan hasil di tangannya. Tugas kita bukanlah mengasuh anak dengan sukses, tetapi mengasuh dengan setia. The Disciple-Making Parent memaparkan prinsip-prinsip alkitabiah yang benar dalam setiap hubungan pemuridan, tetapi terutama terhadap anak-anak yang telah Allah percayakan kepada kita.

Jika Anda bisa memberi satu nasihat kepada orang tua, apakah itu?

Memuridkan anak-anak kita tidak seperti membuat kue: Masukkan bahan yang tepat dan menyediakan lingkungan yang tepat dalam jangka waktu yang tepat -- dan lalu dihasilkan anak-anak yang sempurna.

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Pastikan Anda menghidupi Injil di rumah. Alasan nomor satu yang anak-anak pergi menjauh adalah kemunafikan di pihak orang tua atau pemimpin gereja mereka. Lihatlah, kita melihat dalam Perjanjian Baru bahwa cara utama seorang pemimpin rohani mengajar adalah melalui teladan. Dan, rumah kita adalah panggung di mana anak-anak kita mempelajari kehidupan kita. Ketika mereka masih muda, mereka meniru kita. Ketika mereka lebih tua, mereka mengevaluasi kita. Apakah mereka melihat hubungan yang tulus dengan Tuhan? Paulus dapat bersaksi tentang pengasuhan Timotius bahwa ibu dan neneknya memiliki iman yang hidup (2Tim. 1:5), dan karena teladan itulah, Timotius mengikuti Tuhan.

Apa yang akan Anda katakan kepada orang tua dari anak yang hilang?

Keselamatan anak Anda bukanlah akibat usaha orang tua. Pendeta pembantu saya sendiri, yang sangat saya hormati, menceritakan kisah tentang keputusannya yang sengaja memberontak saat ia remaja. Berdasarkan kata-katanya sendiri, orang tuanya adalah orang tua Kristen yang luar biasa. Sering kali, orang tua dari anak yang hilang merasa malu dan bersalah karena salah memahami Amsal 22:6. Kita telah mengambil ayat ini sebagai janji bahwa jika kita melatih mereka dengan baik, mereka tidak akan pergi. Karena itu, kita berpikir, jika mereka pergi, kita pasti telah melakukan kesalahan.

Mungkin ada dosa nyata yang harus kita akui dari pihak kita, tetapi kita harus ingat bahwa keselamatan anak kita tidak bergantung pada pola asuh kita. Kita tidak bisa menjadi orang tua yang baik tanpa memberi mereka hati yang baru. Saya ingin setiap orang tua menyadari hak istimewa dan tanggung jawab luar biasa yang telah diberikan kepada mereka untuk membentuk jiwa yang kekal. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : The Gospel Coalition
Alamat situs : https://thegospelcoalition.org/article/faithful-parenting-successful-parenting
Judul asli artikel : Faithful Parenting Is Successful Parenting
Penulis artikel : Jeff Robinson dan Chap Bettis