Apa yang Membuat Cinta Kristen Berbeda?

"Halo, Pendeta John. Terima kasih untuk podcast ini. Apa pendapat Anda tentang perbedaan antara jenis cinta yang dihasilkan oleh hati orang Kristen melalui kelahiran baru (1 Yohanes 4:7; 1 Petrus 1:22-23) dibandingkan dengan cinta yang bersifat amal dan sering kali juga mengorbankan diri, yang kita sering lihat didemonstrasikan di dunia di antara orang-orang non-Kristen? Bagaimana Anda menjelaskan perbedaan ini?"

Perbedaan antara cinta duniawi dan cinta kristiani adalah bahwa cinta duniawi tidak berakar pada salib Anak Allah, dan tidak ditopang dan dibentuk oleh kuasa Roh Allah, dan tidak dilakukan untuk kemuliaan Allah Bapa. Jadi, sumbernya berbeda, daya penopangnya berbeda, dan tujuannya berbeda. Mari kita renungkan masing-masing satu per satu untuk melihat lebih jauh.

Berakar pada Salib

Pertama, ada perbedaan sumber dari kedua cinta ini. 1 Yohanes 4:19 mengatakan, "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita." Lantas, bagaimana Dia lebih dahulu mencintai kita? Nah, Yohanes berkata dalam 1 Yohanes 3:16, "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita." Jadi, cinta kristiani berakar pada pengorbanan Kristus untuk saya dan untuk Anda.

Dengan demikian, dosa-dosa kita diampuni, kita dibenarkan, diterima, dan dikasihi oleh Allah. Kita memiliki harapan bahwa segala sesuatu dalam hidup akan bekerja sama untuk kebaikan kita dan membawa kita pada sukacita yang abadi sehingga ketakutan dan keserakahan, hambatan besar untuk mencintai, diambil saat kita percaya pada apa yang Allah berikan kepada kita dalam Kristus. Ketika Paulus memanggil orang Kristen untuk memiliki belas kasihan dalam Kolose 3:12, dia mendahuluinya dengan perintah dan tiga tanda pengenal tentang siapakah kita. Dia berkata, "sebagai orang-orang pilihan Allah, yang dikuduskan, dan dikasihi-Nya."

Ini adalah akar dari sumber belas kasih. Allah memilih saya. Allah menguduskan saya - membuat saya suci, memisahkan saya untuk diri-Nya sendiri. Allah mencintai saya. Dan semua ini disediakan bagi kita karena kematian Kristus yang menggantikan kita. Tidak ada jalan lain. Kematian bagi kita itu memberikan harapan yang darinya cinta mengalir. Kolose 1:4-5 mengatakan, "karena kami telah mendengar ... tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga." Pengharapan itu dibeli oleh Yesus di atas kayu salib.

Kematian Kristus juga memberikan sukacita yang darinya cinta mengalir. 2 Korintus 8:2 mengatakan, "Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan." Dengan kata lain, sukacita meluap dalam kasih. Kasih kristiani adalah luapan sukacita dalam Allah yang bertemu dengan kebutuhan orang lain, dan sukacita itu adalah sukacita yang dibeli dengan darah dari kematian Yesus.

Jadi, perbedaan pertama antara cinta duniawi dan cinta kristiani adalah bahwa cinta kita berakar dan merupakan luapan dari karya Kristus dan pengaruhnya dalam hidup kita.

Dibentuk oleh Roh

Kedua, kasih Kristiani ditopang dan dibentuk oleh karya Roh Allah, sedangkan kasih duniawi tidak. Paulus menyebutnya "buah Roh" dalam Galatia 5:22. Rohlah yang mengambil kematian Kristus, menjadikannya nyata bagi kita, dan memberi kita hati yang baru sehingga kematian Kristus memiliki efek yang menghasilkan kasih pada kita. 1 Yohanes 3:14 mengatakan, "Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut." Kasih dalam hidup kita adalah bukti bahwa Roh Allah telah membawa kita dari kematian menuju hidup.

Roh tidak hanya memberi kita hidup pada awal perjalanan kehidupan Kristen kita (dalam kelahiran baru), tetapi ia juga menopang iman dan kehidupan kita seiring berjalannya waktu, saat demi saat kita bergantung pada kuasa-Nya sehingga kita dapat membuat pengorbanan yang dibutuhkan oleh cinta. Roh Kuduslah yang menopang iman kita sehingga kita dapat terus berpegang pada janji-janji Allah untuk pengharapan, untuk sukacita yang membebaskan kita, untuk mengasihi.

Kita dapat terus berbicara tentang bagaimana Roh membentuk dan menopang kemampuan kita untuk mencintai dengan mengatasi pembunuh besar cinta, yaitu ketakutan, keserakahan, dan keegoisan; dengan mengarahkan hati kita lagi dan lagi, pada kebenaran perintah dan janji Allah, tempat kita mendapatkan hikmat dan keberanian yang kita butuhkan untuk mengasihi; dan dengan merendahkan diri sehingga kita tidak perlu menjadi orang penting, dan sebaliknya, kita dapat memikirkan kepentingan orang lain dan bukan hanya kepentingan kita sendiri -- dan seterusnya. Karya Roh menopang dan membentuk kasih kristiani, tetapi kasih dunia tidak.

Ditujukan untuk Kemuliaan

Ketiga dan terakhir, kasih kristiani memiliki tujuan yang berbeda -- tidak sepenuhnya berbeda, tetapi ada tujuan yang berbeda secara radikal. Ini tidak sepenuhnya berbeda dari orang duniawi yang mencintai. Ini tidak sepenuhnya berbeda karena cinta duniawi sering kali mengarah pada kesejahteraan fisik dan emosi serta psikologis dan relasi dan kesejahteraan orang lain. Orang Kristen juga peduli terhadap hal-hal ini. Ada tumpang tindih. Namun, ketika orang Kristen bertanya, "Apakah yang baik untuk orang-orang dalam hal-hal tersebut -- apakah yang benar-benar baik?" jawabannya secara mendasar akan selalu berbeda dengan jawaban orang duniawi, karena bagi orang Kristen, apa yang baik bagi manusia selalu didefinisikan sedemikian rupa sehingga mencakup hubungan mereka dengan Allah dalam Kristus.

Apa yang baik bagi manusia adalah bahwa mereka memercayai Kristus, bergantung pada Roh-Nya, berjalan dalam ketaatan, dan hidup untuk kemuliaan Allah. Oleh karena itu, ketika orang Kristen berbicara tentang mengusahakan kebaikan jasmani seseorang, misalnya, kita melakukannya dengan harapan bahwa mereka akan mengalami kebaikan jasmani ini sebagai anugerah Tuhan dan menerimanya dalam nama Yesus dan bersandar pada Roh Kudus untuk menggunakannya bagi kemuliaan-Nya. Jika semua dimensi ke arah Allah itu hilang, cinta kita gagal mencapai tujuannya, dan kita akan berduka.

Cinta kristiani sangat sadar bahwa kehidupan di bumi hanyalah uap yang akan diikuti dengan keabadian, entah kebahagiaan abadi di hadirat Allah atau penderitaan abadi terpisah dari hadirat-Nya. Karena itu, orang Kristen peduli dengan semua penderitaan, tetapi terutama penderitaan yang kekal. Alkitab memberi tahu kita untuk melakukan segalanya bagi kemuliaan Tuhan (1 Korintus 10:31), jadi kita harus mengasihi orang untuk kemuliaan Tuhan.

Cinta yang Memikat

Dan ketika seseorang bertanya, "Benarkah ini cinta sejati jika dimotivasi oleh harapan bahwa Tuhan akan dimuliakan melalui cinta kita kepada orang tersebut?" Saya tahu orang-orang menanyakan pertanyaan itu. Saya mendengarnya baru-baru ini. Dan, jawabannya adalah ya, itu adalah cinta sejati -- cinta terbesar.

Alasan mengapa jawabannya adalah ya, itu adalah cinta ketika Anda mencintai seseorang agar Tuhan dimuliakan, adalah sebagai berikut: cinta adalah melakukan apa pun untuk memikat yang dicintai dengan kebahagiaan terbesar dan langgeng, bahkan jika itu mengorbankan hidup Anda. Dan, yang akan memikat orang kepada kebahagiaan terbesar dan langgeng adalah kemuliaan Allah -- semua hal tentang apa artinya Allah bagi mereka dalam Yesus. Oleh karena itu, mengasihi orang berarti melakukan semua yang kita bisa, seberapa pun harganya, bahkan diri kita sendiri -- seperti yang dilakukan Yesus -- untuk membantu orang terpikat dengan kemuliaan Allah sekarang dan selama-lamanya.

Ketika mereka terpesona dengan semua yang Allah berikan bagi mereka dalam Yesus, mereka dipuaskan sepenuhnya dan selamanya, dan Allah dimuliakan dalam kepuasan mereka dalam Dia. Itulah yang membuat kita tergerak untuk menginginkan Allah -- wawasan alkitabiah yang mulia dan mendalam ini. Oleh karena itu, mengasihi orang dan memuliakan Tuhan bukanlah alternatif. Keduanya tidak bertentangan. Keduanya adalah satu.

Jadi, dalam ketiga hal di atas, kasih kristiani berbeda dari kasih duniawi. Keduanya memiliki sumber yang berbeda (kematian dan kebangkitan Kristus), kekuatan penopang yang berbeda (karya Roh Kudus), dan tujuan yang berbeda (sukacita penuh dan abadi dalam Tuhan). (t/Yulia)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : https://desiringgod.org/interviews/what-makes-christian-love-different
Judul asli artikel : What Makes Christian Love Different?
Penulis artikel : John Piper