Apakah Arti Pemuridan Kristen yang Sebenarnya?

Pemuridan Kristen adalah istilah yang tidak pernah kita dengar di luar pengalaman kekristenan kita, jadi mungkin akan sangat membantu jika kita memahaminya dari sudut pandang Alkitab.1 Jadi, apa yang dimaksud dengan pemuridan menurut Alkitab? Kata "murid" adalah seorang pelajar yang mengikuti seorang guru. Berbeda dengan saat ini, pembelajaran pada zaman Yesus sangat bersifat relasional dan holistik. "Pemuridan berarti lebih dari sekadar transfer informasi ... pemuridan berarti meniru kehidupan sang guru, menanamkan nilai-nilainya, dan mereproduksi ajaran-ajarannya."2 Oleh karena itu, pemuridan Kristen berarti sebuah relasi dengan seorang guru besar, mengikutinya, dan meniru cara hidup mereka karena pengajaran mereka membentuk pandangan hidup Anda.

Harapan Yesus bagi para pengikut-Nya sangat jelas: untuk menjadi semakin serupa dengan-Nya (Lukas 6:40). "Di dalam hati seorang murid ada keinginan, dan ada keputusan atau maksud yang telah ditetapkan. Murid Kristus sangat ingin menjadi serupa dengan Dia...."3 Kemudian, Yesus memberi tahu mereka bagaimana hal ini akan terjadi: "Jika seseorang ingin mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya sendiri, dan memikul salibnya setiap hari, dan mengikuti Aku" (Lukas 9:23, AYT). Kenyataan menyakitkan dari penyaliban sedang diterapkan pada bagaimana seseorang harus memperlakukan diri yang palsu, kedagingan, atau cara hidup yang lama, yang ditopang oleh kemampuan diri sendiri. Istilah-istilah ekstrem dari hubungan guru dan murid ini pasti membuat mereka merinding. Tidak ada jalan tengah. Wilkins berkata: "Untuk mendapatkan keselamatan yang Dia tawarkan, setiap orang dihadapkan pada pilihan untuk menukar ilah-ilah dalam hidupnya dengan Yesus sebagai Tuhan kehidupan yang sejati."4 Menjadi murid Yesus membutuhkan pilihan yang diperhitungkan untuk mengikuti-Nya di tengah-tengah ajaran-ajaran-Nya yang keras (Yohanes 6:60-66). Oleh karena itu, kita memahami betapa mahalnya pemuridan Kristen dan perlunya memperhitungkan apakah kita bersedia untuk berinvestasi penuh dalam usaha yang mencakup segalanya ini (Lukas 14:28).

Sayangnya, pada zaman sekarang ini kita secara keliru memisahkan antara pemuridan dengan menjadi orang percaya kepada Kristus. Perjanjian Baru, berbeda dengan praktik kita saat ini, menyamakan menjadi seorang Kristen dengan menjadi seorang murid Kristus. Faktanya, istilah "murid" digunakan sebanyak 269 kali dibandingkan dengan istilah "Kristen" yang hanya digunakan sebanyak 3 kali.5 "Murid adalah istilah utama yang digunakan dalam Injil untuk menyebut para pengikut Yesus dan merupakan rujukan umum bagi mereka yang dikenal di gereja mula-mula sebagai orang percaya, orang Kristen, saudara/i seiman, pengikut Jalan Tuhan, atau orang kudus ...."6 Pada saat kekristenan menjadi sebuah kekuatan yang menjungkirbalikkan dunia (Kisah Para Rasul 17:6), istilah "murid" dan "orang Kristen" digunakan secara bergantian.

Meskipun Yesus menyuruh kita untuk menghitung biaya dalam mengikuti Dia, ada juga biaya yang harus ditanggung jika kita tidak mengikuti Dia. Menghitung biaya untuk tidak menjadi murid dapat menjadi pelajaran yang bermanfaat.

Dalam jangka pendek, harga dari mentalitas tidak menjadi murid akan menjauhkan kita dari kepenuhan Kristus dan makna yang Dia berikan bagi kehidupan ini. Yesus berkata, "Aku datang supaya mereka memiliki hidup, dan memilikinya secara berlimpah."7 Yesus adalah sumber kehidupan yang benar-benar hidup -- semua versi lain adalah palsu, di bawah standar, dan tidak sesuai dengan tujuan awal kita sebagai makhluk yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26-27). Dosa telah merusak tujuan awal kita, tetapi undangan Yesus untuk menjadi murid-Nya adalah proyek pemulihan-Nya bagi kita. Satu-satunya pengorbanan yang Dia minta untuk kita lakukan adalah demi kebaikan kita yang hakiki -- menjadi utuh dan kudus, dibebaskan dari sifat dosa yang merusak dalam hidup kita dan berjalan selaras dengan Roh Kudus yang memberikan kehidupan dan kemerdekaan (2 Korintus 3:17). Kegagalan untuk merangkul program pemuridan Sang Guru membuat kita terpapar pada kuasa tipu daya musuh, yang adalah si pendakwa (Wahyu 12:10) dan musuh kita, yang berkeliaran "seperti singa yang mengaum, mencari mangsa untuk ditelannya" (1 Petrus 5:8, AYT).

Jika kita tidak memiliki Kisah Penebusan Allah yang lebih besar untuk dijadikan pedoman hidup, kita akan cenderung tertipu oleh versi yang lebih kecil dari Kisah Kehidupan yang diputarbalikkan. Rasa frustrasi dan penyesalan yang menanti kita dalam kisah yang lebih kecil ini sangat luas dan beragam. Jika kita berpikir bahwa dunia ini adalah rumah kita dan mengira bahwa kita hanya hidup untuk saat ini, kita akan menjadi seorang penuntut, putus asa, dan pesimis ketika kita tidak mendapatkan sesuatu yang kita pikir akan memberikan kepuasan.8

Dosa telah merusak tujuan awal kita, tetapi undangan Yesus untuk menjadi murid-Nya adalah proyek pemulihan-Nya bagi kita.

 

Sebagai contoh, kita melihat penulis kitab Ibrani menjelaskan bahaya dari tidak menjadi murid. Orang-orang Kristen yang lemah ini "tumpul pendengarannya", "tidak terampil dalam firman kebenaran", tidak mampu mencerna makanan rohani yang padat, dan tidak memiliki ketajaman (Ibrani 5:11-14). Kurangnya ketajaman karena tidak dapat membedakan yang baik dan yang jahat telah menyebabkan banyak kesedihan di dalam jiwa dan secara pribadi. Penyesalan, rasa malu, dan rasa bersalah atas kesalahan yang dilakukan kepada kita atau oleh kita merupakan beban berat yang harus ditanggung. Mengikut Yesus sebagai murid-Nya mengundang kita untuk menanggalkan beban-beban ini dan berjalan pada jalan baru yang telah ditunjukkan-Nya bagi kita (Ibrani 12:1-2). Jalan ini adalah jalan yang sempit, tetapi pada akhirnya akan membawa kita kepada kehidupan (Matius 7:14).

Gereja saat ini membutuhkan para pemimpin dan gembala yang memahami panggilan pemuridan Kristen yang sejati, dan memiliki kemampuan untuk mengajar serta menasihati umat Allah.

Catatan kaki

  1. Dallas Willard, The Spirit of the Disciplines (San Francisco, CA: HarperCollins, 1991).
  2. Greg Herrick, Go and Make Disciples of all nations (2009). Diakses 20 April 2020 https://bible.org/series/go-and-make-disciples-all-nations
  3. Dallas Willard, The Spirit of the Disciplines (San Francisco, CA: HarperCollins, 1991), 271.
  4. Michael Wilkins, In His Image (Colorado Springs, CO: Navpress, 1997), 69.
  5. Dallas Willard, The Spirit of the Disciplines (San Francisco, CA: HarperCollins, 1991).
  6. Michael Wilkins, Following the Master: A biblical theology of discipleship (Grand Rapids, MI: Zondervan, 1992), 40.
  7. Yohanes 10:10b
  8. Brent Curtis and John Eldredge, The Sacred Romance (Nashville, TN: Thomas Nelson, 1997).

(t/Jing-jing)

Diambil dari:
Nama situs:Grace Theological Seminary
Alamat artikel:https://seminary.grace.edu/what-is-the-true-meaning-of-christian-discipleship/
Judul asli artikel:What is the True Meaning of Christian Discipleship?
Penulis artikel:Grace Theological Seminary