Yesus adalah alasan kita tahu apa itu cinta. Dalam menyerahkan nyawa-Nya bagi kita, Dia mengajarkan kepada kita semua yang perlu kita ketahui tentang cinta sejati. Cinta adalah pengorbanan diri, murah hati, tanpa akhir, bukan perasaan atau ketertarikan sementara. Karena kasih Allah kepada dunia, kita tahu bahwa kasih juga untuk yang tidak layak dan sering kali tidak berbalas.
Apa itu cinta?
Definisi Cinta dalam Bahasa Yunani
Orang Yunani kuno memiliki antara empat sampai delapan kata yang berbeda untuk cinta (tergantung dari sumbernya):
- Storge: kasih sayang
- Philia atau Phileo: persahabatan
- Eros: seksual, erotis
- Agape: tanpa syarat, ilahi, tanpa pamrih
- Ludus: genit, main-main, santai, tidak terikat
- Pragma: berkomitmen, bertahan lama
- Philautia: cinta diri
- Mania: obsesif, posesif, adiktif, ketergantungan
Cinta adalah dan selalu menjadi konsep yang kompleks. Apakah itu emosi, keadaan, pilihan, kemampuan, hadiah, kekuatan, atau semua hal di atas?
Definisi Cinta dalam Bahasa Inggris
Kata bahasa Inggris "cinta" telah digunakan untuk mengacu pada "kasih sayang yang kuat untuk orang lain" sejak sebelum abad ke-12, menurut kamus Merriam Webster. Dikatakan bahwa bahasa Inggris hanya memiliki satu kata untuk cinta, tetapi bahasa Inggris juga memiliki kata lain yang menyiratkan cinta seperti kasih sayang, persahabatan, ketertarikan, dll.. Kata "cinta" adalah konsep yang terus berkembang dengan definisi yang terus meluas. Oleh karena itu, cinta manusia tidak dapat didefinisikan begitu saja karena selalu didefinisikan ulang.
Apa Itu Cinta Diri?
Cinta, hari ini, alih-alih sekadar kasih sayang yang kuat terhadap orang lain, identik dengan penerimaan, toleransi, perayaan keragaman, keterbukaan pikiran, keinginan, dan kesenangan.
Jenis cinta lain yang sering kita dengar akhir-akhir ini adalah -- cinta diri- (philautia). Artikel "Psychology Today" mendefinisikan cinta-diri sebagai -- keadaan penghargaan terhadap diri sendiri yang tumbuh dari tindakan yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, dan spiritual kita-. Cinta diri bisa menjadi penghargaan diri yang alami dan sehat, tetapi juga berpotensi menjadi berlebihan, narsis, dan egois!
Apa Kata Alkitab tentang Mencintai Diri Sendiri?
Alkitab berbicara tentang mencintai diri sendiri dengan dua cara yang berbeda:
1. Sebagai Asumsi
-Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.- (Matius 22:39; Markus 12:31)
-Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu ....- (Imamat 19:34)
Kita secara alami mencintai dan merawat diri sendiri. Perhatikan bahwa Alkitab tidak pernah secara langsung menyuruh kita untuk mencintai diri kita sendiri, karena itu tidak perlu. (Yang Alkitab katakan adalah untuk kita mengasihi Tuhan dan sesama). Kita mengurus kebutuhan kita sendiri. Kita melakukannya sejauh mengutamakan diri sendiri dan kesejahteraan, kebutuhan, keinginan, dan ambisi kita, di hadapan Allah dan di hadapan orang lain. Karena alasan inilah, firman Tuhan berkata, -dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;- (Filipi 2:3). Masalahnya bukan kita tidak mencintai diri kita sendiri, tetapi kita terlalu mencintai diri kita sendiri dan terlalu sedikit mencintai orang lain. Cinta-diri dapat dengan mudah berubah dari keadaan alami menjadi kerusakan dari yang alami. Sebaliknya, tujuannya adalah agar kasih alami diubah menjadi kasih rohani, atau kasih seperti Kristus.
Sebagian besar dosa berasal dari cinta diri dan kurangnya cinta untuk Tuhan dan sesama. Coba pikirkan: kebencian, keserakahan, iri hati, pembunuhan, perselisihan, gosip, fitnah, kesombongan, dan kehebatan diri, semuanya adalah hasil dari cinta diri. Ketika kita mencintai diri sendiri tanpa memedulikan Tuhan atau orang lain, hasilnya adalah dosa. Jika hukum Allah diringkas dengan kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama (Matius 22:37-40), dosa yang didefinisikan dalam Alkitab sebagai -- pelanggaran hukum -- adalah segala pikiran, perkataan, atau perbuatan yang dilakukan tanpa kasih (spiritual).
2. Sebagai Korupsi
"Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!" (2 Timotius 3:1-5)
Apakah Anda melihat masalahnya? Akan datang suatu hari (dan hari itu sudah di sini) ketika orang-orang akan mencintai diri mereka sendiri tanpa mencintai orang lain, lebih mencintai kesenangan daripada mencintai Tuhan. Cinta diri itu alami, tetapi itu bukan cinta seperti Kristus atau cinta spiritual.
Apa Kata Alkitab tentang Cinta? Bagaimana Allah Mengasihi?
Kata Yunani untuk cinta rohani adalah agape, yang menurut Dictionary.com berarti:
Kasih Allah atau Kristus bagi umat manusia.
Cinta orang Kristen untuk orang lain, sesuai dengan cinta Allah untuk umat manusia.
Cinta tanpa pamrih dari satu orang ke orang lain tanpa implikasi seksual; cinta persaudaraan.
1. Cinta Spiritual Bukanlah Cinta Diri, Melainkan Cinta yang Rela Berkorban
-Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.- (1 Yohanes 3:16-18).
Menurut ayat-ayat ini, Yesus adalah alasan kita mengetahui apa itu cinta rohani! Dalam menyerahkan nyawa-Nya bagi kita, Dia mengajari kita segala sesuatu yang perlu kita ketahui tentang cinta sejati.
2. Cinta Spiritual Itu Murah Hati, Tidak Egois atau Serakah
-Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.- (1 Yohanes 4:9-10)
-Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.- (Yohanes 3:16)
3. Cinta Spiritual Tidak Ada Habisnya, Bukan Perasaan, Emosi, atau Ketertarikan Sementara
-Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.- (Roma 8:38-39)
Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah! -Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.- (1 Yohanes 4:8) Tuhan tidak hanya mencintai kita atau mengajari kita bagaimana mencintai, Dia sendiri adalah cinta itu!
Sebaliknya, kita mencintai orang yang kita inginkan, kapan kita mau, seperti yang kita inginkan, jika kita mau, dan sejauh yang kita inginkan, dan kemudian mengklaim bahwa kita mencintai seperti Allah. Padahal, jauh dari itu.
4. Cinta Spiritual Tidak Layak dan Sering kali Tidak Berbalas
-Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.- (Matius 5:43-44)
Di sinilah letak Injil (Kabar Baik) Yesus Kristus: Karena begitu besar kasih Allah kepada musuh-musuh-Nya (kita), sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal, Yesus, untuk mati bagi dosa-dosa kita. Tiga hari setelah Dia mati, Yesus bangkit kembali, mengalahkan maut. Melalui kematiannya, kita didamaikan dengan Tuhan (bukan lagi musuh, tetapi teman!). Karena Dia, kita bisa diselamatkan. Siapa pun yang percaya kepada Yesus melalui iman akan memiliki hidup yang kekal!
-Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!- (Roma 5:10)
-Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.- (Kolose 1:21-23)
5. Cinta Spiritual Itu Melimpah
-Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah,- (1 Yohanes 3:1)
Dahulu, kita adalah musuh Tuhan, tetapi karena kasih Tuhan yang besar bagi kita, yang ditunjukkan dalam kematian dan kehidupan Yesus, kita dapat disebut anak-anak-Nya! (Perhatikan, itu karena kasih Allah yang besar kepada kita, bukan kasih kita yang besar kepada-Nya.) Sebuah lagu oleh Sovereign Grace Music berbunyi demikian: -Dulu musuh-Mu, sekarang duduk di meja-Mu, Yesus, terima kasih.-
Kasih Tuhan itu rela berkorban, murah hati, berlebih, melimpah, bayar harga, tidak ada batasnya, tidak dibatasi, tidak terukur dan tidak bersyarat. Mengapa kita tidak mencintai seperti itu?
Apa Itu Cinta? Allah Adalah Cinta/Kasih
Umat manusia selalu berjuang untuk mendefinisikan cinta, dan terus-menerus mendefinisikannya kembali, tetapi definisi Allah jelas dan tidak akan pernah berubah:
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.- (1 Korintus 13:4-7)
-Allah adalah kasih.- (1 Yohanes 4:8)
Penulis: Kristi Walker adalah misionaris di Berlin, Jerman, selama lebih dari 15 tahun bekerja dengan sebuah gereja internasional sebagai Direktur Pelayanan Mahasiswa. Dia adalah penulis dua buku, "Disappointment: A Subtle Path Away from Christ and Convinced", "Applying Biblical Principles to Life’s Choices". (t/Yulia)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Christianity |
Alamat situs | : | https://www.christianity.com/wiki/christian-terms/what-is-love.html |
Judul asli artikel | : | What Is Love? |
Penulis artikel | : | Kristi Walker |