Ketika kita mendengar tentang "pendidikan Kristen," kita sering kali berpikir tentang sekolah yang berusaha untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab. Mungkin kita berpikir tentang sekolah-sekolah swasta Kristen, atau homeschooling, atau Sekolah Minggu. Kita berpikir tentang bangku, pekerjaan rumah, tugas, dan guru.
Ini adalah bentuk-bentuk pendidikan Kristen yang penting, tetapi bentuk-bentuk kelembagaan ini hanyalah puncak dari gunung es. Pernahkah Anda berpikir, misalnya, bahwa Amanat Agung Yesus (Matius 28:18-20) adalah sebuah piagam bagi pendidikan Kristen?
Karena Yesus telah diberi "segala kuasa di surga dan di bumi", Ia dapat memerintahkan para pengikut-Nya untuk "pergi dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku". Yesus berkata bahwa kita dapat melakukan hal ini dengan dua hal: (1) setelah mereka bertobat dari dosa-dosa mereka dan percaya kepada-Nya, kita membaptis mereka dalam nama Tritunggal, dan kemudian (2) kita mengajar mereka untuk melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan-Nya kepada kita. Kita dapat melakukan hal ini dengan penuh keyakinan karena Kristus sendiri akan selalu menyertai kita, bahkan sampai akhir zaman.
Pendidikan Kristen sama besarnya dengan Allah dan wahyu-Nya. Pendidikan ini lebih dari sekadar pengasuhan anak, guru, dan pengajaran di kelas, tetapi juga mencakup setiap aspek kehidupan Kristen. Hal ini tidak hanya melibatkan penggunaan kacamata yang berpusat pada Injil ketika kita mempelajari mata pelajaran "rohani", tetapi juga dipenuhi oleh kehadiran Allah yang Maha Kuasa ketika kita mencari Roh-Nya untuk menafsirkan semua realitas dalam terang kemuliaan Allah di dalam wajah Yesus Kristus.
Jika kita ingin mempraktikkan pendidikan yang benar-benar Kristiani -- baik dalam perkataan maupun perbuatan -- setidaknya ada sepuluh anggapan dan prinsip dasar yang harus membentuk pendekatan kita.
1. Pendidikan Kristen yang sejati melibatkan pengajaran yang penuh kasih dan membangun, didasarkan pada wahyu Allah yang penuh kasih karunia, dimediasi oleh karya Kristus, dan diterapkan melalui pelayanan Roh Kudus, yang bekerja untuk menghormati dan memuliakan Allah Tritunggal.
2. Pendidikan Kristen dimulai dengan realitas Allah. Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus -- satu Allah dalam tiga pribadi -- menciptakan dan menopang segala sesuatu (Kejadian 1:1-2; Kolose 1:16; Ibrani 1:3). Dari, melalui, dan kepada Allah yang esa dan benar, segala sesuatu ada dan memiliki keberadaannya (Kisah Para Rasul 17:28). Kemuliaan nama Allah di dalam Kristus adalah tujuan alam semesta (Kolose 3:17; 1 Korintus 10:31; Yesaya 43:7; 48:11).
3. Pendidikan Kristen berusaha untuk menafsirkan dengan benar dan menyampaikan dengan benar semua aspek dari wahyu Allah, baik pengungkapan diri-Nya melalui dunia ciptaan (disebut "wahyu umum") dan pengungkapan diri-Nya melalui firman yang diucapkan dan dituliskan ("wahyu khusus"; Roma 1:20; Ibrani 1:1-2).
4. Pendidikan Kristen, yang dibangun di atas perbedaan Pencipta-ciptaan, mengakui perbedaan mendasar antara pengetahuan Allah yang sempurna tentang diri-Nya (disebut "teologi ilahi") dan pengetahuan yang terbatas, meskipun cukup, yang dapat kita miliki tentang Allah melalui pewahyuan-Nya ("teologi ciptaan"; Roma 11:34; 1 Korintus 2:16).
5. Pendidikan Kristen mengakui bahwa para penerima pengajaran kita -- baik orang percaya maupun orang yang tidak percaya -- diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, yang dirancang untuk menyerupai, merefleksikan, dan merepresentasikan Penciptanya (melalui otoritas atas ciptaan dan hubungan satu sama lain; Kejadian 1:26-27).
6. Pendidikan Kristen memperhitungkan realitas kejatuhan yang menyedihkan -- bahwa karena pemberontakan Adam sebagai kepala perjanjian kita, kita semua telah mewarisi natur dosa yang memberontak dan secara hukum dianggap bersalah (Roma 3:10, 23; Roma 5:12, 15, 17-19), dan bahwa ciptaan itu sendiri telah jatuh dan membutuhkan pembebasan (Roma 8:19-22). Keinginan kita yang ternoda dan dunia yang rusak di sekitar kita memengaruhi setiap aspek pikiran, perasaan, dan tindakan kita, sehingga bahkan setelah dilahirkan kembali, kita masih harus berjuang melawan dosa yang berdiam di dalam diri kita (Galatia 5:17).
7. Pendidikan Kristen dibangun di atas karya Kristus -- termasuk, tetapi tidak terbatas pada, penebusan-Nya sebagai pengganti dan kemenangan kebangkitan-Nya yang penuh kemenangan atas dosa dan maut -- sebagai engsel utama sejarah (Galatia 4:4-5; 1 Korintus 2:2; 15:1-5). Semua pengajaran kita didasarkan pada peristiwa agung ini yang memungkinkan orang-orang berdosa untuk berdiri dengan iman di hadirat Allah yang kudus dan benar melalui persekutuan dengan nabi, imam, dan raja kita.
8. Pendidikan Kristen mengakui bahwa untuk merefleksikan pikiran Kristus dan untuk menaklukkan setiap pikiran (2 Korintus 10:5), kita harus dilahirkan kembali (Yohanes 3:3), menanggalkan manusia lama (dalam Adam) dan mengenakan manusia baru (di dalam Kristus), yang telah diperbaharui di dalam pengetahuan menurut gambar Allah (Kolose 3:10).
9.Pendidikan Kristen menekankan pada karya Roh Kudus yang tak tergantikan, yang adalah guru (Yohanes 14:26; 1 Korintus 2:13), yang menyelidiki segala sesuatu (termasuk kedalaman Allah) dan yang memahami pikiran Allah (1 Korintus 2:10-11). Dia menolong kita dalam kelemahan kita, bersyafaat demi kita (Roma 8:26-27), dan membuat kita menghasilkan buah yang baik (Galatia 5:22-23).
10. Terakhir, pendidikan Kristen mengakui ketidakcukupan hanya dengan menerima, menyimpan, dan menyampaikan pengetahuan yang bersifat abstrak (1 Korintus 8:1; Matius 7:21-23), tetapi menegaskan bahwa pengetahuan kita haruslah bersifat relasional dan kovenan (1 Korintus 13:12), sehingga pembelajaran kita menghasilkan sukacita (Mazmur 37:4; 111:2), praktis (Ezra 7:10), ketaatan (Roma 1:5), dan pemuridan serta pengajaran kepada orang lain (Matius 9:19-20; 2 Timotius 2:2).
Pendidikan Kristen tidak lagi melibatkan secara fisik duduk di kaki Yesus dan berjalan bersama-Nya di jalan-jalan berdebu di Galilea. Namun, Yesus sendiri mengatakan kepada kita bahwa Dia pergi demi kepentingan kita sehingga Penolong -- Roh Kudus -- dapat menyertai kita (Yohanes 16:7).
Dan sekarang, sebagai pembelajar seumur hidup di dalam Kristus, kita dapat benar-benar berkata, "[Kita] belum pernah melihat Dia, tetapi [kita] mengasihi-Nya, dan meskipun sekarang [kita] tidak melihat-Nya, tetapi [kita] percaya kepada-Nya. [Kita] bergembira dengan sukacita yang tidak terkatakan dan yang dipenuhi kemuliaan." (1 Petrus 1:8). Itulah pendidikan Kristen yang sejati.
(t/Jing-jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Desiring God |
Alamat situs | : | https://desiringgod.org/articles/the-great-vision-of-christian-education |
Judul asli artikel | : | The Great Vision of Christian Education |
Penulis artikel | : | Justin Taylor |