Oleh: Chandra Leonando Silitonga
Setiap kita lahir di antara keluarga yang memang tidak bisa kita pilih sebelumnya dan kita tidak bisa menentukan kita akan lahir di keluarga siapa. Namun, keberadaan kita adalah hasil dari karya Allah yang Maha tahu dan pengasih. Maka kita hadir di dunia ini, itu semua karena anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus. Tentu yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana peran kita ketika kita hadir di dunia ini. Dan, ini akan sangat panjang bila kita hendak membahasnya, tetapi jika kita mendengungkan status kita adalah sebagai anak-anak Allah (Yohanes 1:12), maka kita harus memikirkan dan menjalankan apa yang menjadi perintah Allah.
Tuhan Yesus sendiri sudah memberikan perintah di dalam Matius 28:19 untuk menjadikan semua bangsa murid dan tentu ini bukanlah tugas seorang pendeta atau penginjil saja, tetapi ini adalah tugas kita bersama. Jika Tuhan memberikan perintah, maka kita percaya di dalam perintah-Nya itu pasti ada janji. Suatu pekerjaan yang mungkin berat kita rasakan, ternyata akan ringan, jika kita memegang kepada janji Tuhan di Matius 28:20 bahwa “Tuhan akan menyertai” akan setiap petintah yang Ia inginkan.
Jadi, kita sudah menemukan kata kuncinya adalah “pemuridan”. Inilah yang menjadi suatu ciri khas hidup orang Kristen. Dan, dalam realita keluarga Kristen, ini masih menjadi perbincangan yang hangat. Betapa sulitnya melakukan pemuridan di tengah keluarga, mungkin juga di tengah-tengah pemuda dan di dunia kampus sendiri masih kewalahan untuk menegakkan satu perintah yang Tuhan Yesus titipkan kepada kita untuk dilakukan.
Kalau berbicara kendala, akan sangat banyak, tetapi perlu kita ingat bahwa Tuhan Yesus sudah memberikan contoh kepada kita (Yohanes 8:31-32), para Rasul juga melakukan hal yang sama. Petrus dan Yohanes (Kisah Para Rasul 2:41-47), Paulus (2 Timotius 2:2).
Namun, satu hal yang saya pahami tentang pemuridan adalah apakah di dalam hidup kita terjadi perubahan hidup ketika kita melakukan pemuridan?
Jika di gereja, kita mungkin mengetahui sistem pemuridan adalah dengan menggunakan bahan/materi isian yang akan kita diskusikan atau mungkin sharing tentang kehidupan di dalam kelompok sel atau dalam bentuk lainnya. Akan tetapi, kembali yang dipertanyakan, apakah lewat kegiatan ini kehidupan saya mengalami perubahan yang selalu mengarah kepada hal baik atau tidak ? Atau mungkin saja bisa terjebak dengan sekedar kegiatan rohani. Dengan demikian, kita perlu pimpinan Roh Kudus untuk memimpin diri kita di dalam menjalankannya. Kita perlu bergantung terus kepada pimpinan Tuhan, kita butuh kasih-Nya untuk mewujudkan pemuridan ini dapat terwujud.
Soli Deo Gloria.