"Karena itu, pergilah dan muridkanlah semua bangsa." Perintah ini sangatlah jelas. Akan tetapi, pemahaman kita tentang bagaimana menjalankan perintah itu seringkali tidak jelas.
Sejak menjadi orang Kristen, saya tinggal di empat kota yang berbeda, dan saya ikut dalam berbagai gerakan pemuridan. Masing-masing berusaha untuk menjalankan perkataan Yesus di atas, tetapi masing-masing mencontohkan pemuridan dalam cara yang berbeda. Saya belajar bahwa tidak ada pendekatan sama-rata terhadap pemuridan yang dipaparkan kepada kita di dalam Kitab Suci. Prosesnya harus melihat keunikan pada diri kita masing-masing, tergantung pada kekuatan kita, konteks kita, dan pelatihan kita. Akan tetapi, saat kita menentukan cara untuk memuridkan di dalam keadaan kita yang unik, ada prinsip-prinsip dan contoh-contoh di seluruh Alkitab yang harus kita ikuti dengan sungguh-sungguh.
Di dalam suratnya kepada jemaat di Kolose, Paulus menulis dua kalimat singkat yang dari sana saya menarik lima prinsip mendasar tentang pemuridan. Tidak masalah seberapa sempit atau lebar definisi kita tentang pemuridan, kita tidak boleh melenceng dari prinsip-prinsip ini.
Dalam Kolose 1:28-29, Paulus menulis, "Kami memberitakan tentang Dia dengan menegur dan mengajar setiap orang dengan segala hikmat sehingga kami dapat membawa setiap orang menjadi dewasa dalam Kristus. Untuk itulah, aku juga bersusah payah, berjuang sesuai dengan kuasa-Nya yang bekerja dengan kuat di dalam aku."
1. Intisari Pemuridan: Memberitakan Yesus.
"Kami memberitakan tentang Dia." Pertama dan yang paling utama, pemuridan adalah tentang memberitakan Yesus dan membesarkan nama-Nya. Beberapa tema besar di Kolose adalah bahwa Kristus itu Tuhan atas semua ciptaan, dan bahwa Kristus adalah penebus kita. Di dalam konteks inilah Paulus menulis kata-kata yang berpengaruh besar ini. Tepat sebelum perkataan ini, pada ayat 27, Paulus mengingatkan jemaat di Kolose bahwa Allah telah menyingkapkan misteri Kristus kepada mereka dan bahwa Kristus secara pribadi hadir bersama dengan mereka. Ini adalah berita yang indah. Kita memberitakan kabar yang indah ini -- kepada orang yang terhilang dan juga kepada yang diselamatkan.
Pemuridan seharusnya berfokus keluar. Kita tidak berinvestasi pada seseorang hanya demi individu itu saja, tetapi kita melakukan itu kepada orang-orang lain yang akan memberi dampak pada pikiran mereka. Kita memberitakan Yesus kepada pria-pria dan wanita-wanita yang akan meneruskan memberitakan Yesus kepada dunia.
Godaan untuk dilawan: Memberitakan diri kita sendiri. Bahkan jika dari luar kita sedang "memberitakan Yesus" dalam cara kita melakukan pemuridan, kita harus memastikan bahwa dari dalam, motif kita adalah untuk membesarkan Dia, bukan untuk membesarkan diri kita sendiri.
Konsep dalam sisa artikel ini seharusnya ada dalam konteks prinsip ini. Alasan kita untuk sungguh berkomitmen pada semua prinsip berikut adalah untuk membawa kebesaran dan pujian bagi nama Yesus.
2. Alat Pemuridan: Menegur dan Mengajar dengan Hikmat.
Kitab suci banyak berbicara mengenai cara memuridkan, tetapi Paulus memberi kita beberapa dasar di dalam bagian ini: "menegur dan mengajar setiap orang dengan segala hikmat." Pengajaran, atau perintah, mungkin tampak seperti sebuah komponen yang jelas dari pemuridan. Kita harus melatih orang-orang yang kita pimpin di dalam Firman Allah dan menunjukkan kepada mereka bagaimana menjalankan hidup yang memuliakan Dia. Akan tetapi, bagian ini menyingkapkan bahwa tanggung jawab kita bukan hanya mengajar mereka yang kita muridkan pada jalan yang benar, tetapi juga menegur mereka ketika mereka berada pada jalan yang salah. Berdasarkan kasih kepada mereka yang kita muridkan, kita tidak boleh diam saja ketika mereka hidup bertentangan dengan Kitab Suci.
Paulus berkata agar kita mengajar dan mendidik semua orang "dengan segala hikmat". Yakobus 1:5 berkata agar kita memohon hikmat kepada Allah, dan ini adalah sangat penting. Saat kita memuridkan orang lain, kita harus terus-menerus meminta hikmat dan bimbingan Tuhan. Kita harus secara teratur menyediakan waktu membaca Firman dan berdoa. Kapan saja kita mengajar atau menegur, kita harus memastikan kita melakukannya di dalam ketundukan kepada Dia.
Godaan untuk dilawan: Menyenangkan orang lain dan kekerasan. Bergantung pada kepribadian Anda, mungkin Anda adalah seseorang yang cenderung untuk menghindari konflik. Bagi Anda, godaannya adalah menghindari melakukan pecakapan yang sulit dengan mereka yang Anda pimpin berdasarkan keinginan untuk menyenangkan mereka. Akan tetapi, jika Anda cenderung memiliki kekuasaan dan kendali, mungkin Anda lebih cenderung akan terlalu keras dalam koreksi Anda. Jangan lupa bahwa Kitab Suci juga berkata bahwa ini harus dilakukan di dalam roh kelemahlembutan (Galatia 6:1) dan atas dasar kasih.
3. Tujuan Pemuridan: Untuk Membawa Setiap Orang Menjadi Dewasa di dalam Kristus.
Bukan hanya kitab Kolose menekankan bahwa karya penebusan Kristus menyelamatkan umat-Nya, tetapi itu juga mengajarkan bahwa melalui karya penebusan Kristus, orang-orang percaya bertumbuh dalam kedewasaan. Tujuan pemuridan, karenanya, bukan hanya menjadikan petobat yang menghasilkan petobat, tetapi agar semua orang percaya menjadi semakin serupa dengan Yesus. Pemuridan yang sejati melibatkan berinvestasi pada orang-orang percaya yang lebih muda, yang berjalan mengarungi hidup bersama dengan mereka, dan yang menggembalakan mereka menuju kedewasaan Kristen.
Di seluruh Kitab Suci, pemuridan disamakan dengan pengasuhan anak. Keduanya memiliki persamaan yang menakjubkan. Adalah tepat memandang diri Anda sendiri seperti orang tua rohani bagi mereka yang Anda muridkan. Sama seperti seorang ibu yang baik, berusaha untuk mengasuh dan mengasihi mereka yang Anda pimpin, dan sama seperti seorang ayah yang baik, berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka dan mendorong mereka untuk hidup sepadan dengan panggilan mereka (Baca 1 Tesalonika 2). Akan tetapi, jangan memanjakan mereka. Orang tua yang baik tidak menyuapi anak-anak mereka seterusnya, tetapi melatih mereka untuk makan dan merawat diri mereka sendiri. Mereka memiliki tujuan utama untuk mempersiapkan anak-anak mereka keluar. Di dalam pengasuhan rohani, kita harus berpikir dengan cara pandang yang sama.
Godaan untuk dilawan: mencari kepuasan dari perasaan dibutuhkan. Jangan biarkan mereka yang Anda muridkan jadi bergantung kepada Anda. Jangan menjadi Yesus bagi mereka, tunjukkan Yesus kepada mereka. Saya bergumul dengan hal ini, karena saya suka merasa dibutuhkan. Akan tetapi, bukan saya yang dibutuhkan oleh anak-anak perempuan itu, tetapi Yesus. Seperti seorang anak kecil, mereka yang kita muridkan akan lebih membutuhkan kita di tahap awal iman mereka, tetapi saat mereka beranjak dewasa, mereka seharusnya semakin kurang bergantung pada kita, terutama untuk kebutuhan dasar. Jangan biarkan keinginan Anda sendiri untuk menjadi pahlawan menahan Anda untuk menantang mereka yang Anda pimpin untuk ada di jalan yang sebenarnya mereka perlukan.
4. Harga Pemuridan: Susah Payah dan Perjuangan.
Pemuridan itu bermanfaat, menyenangkan, dan berharga. Pemuridan merupakan salah satu sukacita dalam hidup saya. Namun, seperti hal-hal berharga lainnya, pemuridan juga menuntut energi, waktu, dan kerja keras. Dibutuhkan pengorbanan untuk itu.
Dalam penggambaran pelayanannya ini, Paulus menggunakan kata-kata "bersusah payah" dan "berjuang". Kata Bahasa Yunani yang diterjemahkan sebagai "bersusah payah" dalam bagian ini berarti "menjadi bosan, capek, letih, atau "bekerja dengan usaha yang melelahkan". Dan, kata "berjuang" seringkali digunakan untuk menggambarkan pengerahan usaha yang berat yang ada dalam kompetisi atletik atau pertarungan. Paulus berjuang dan bekerja sampai pada titik kelelahan untuk menghadirkan orang-orang percaya dewasa di dalam Kristus. Pemuridan membuat dia membayar mahal, dan pastinya juga demikian pada kita.
Godaan untuk dilawan: Memuja kemudahan hidup. Budaya kita menyukai kenyamanan dan kemudahan hidup. Ini mengajarkan kita untuk percaya bahwa jika kita tidak nyaman dan tegang, maka ada sesuatu yang salah. Jika kita menjalani hidup dengan kebohongan ini, maka akan menimbulkan pemuridan yang setengah-hati. Jika pemuridan kita tidak melibatkan perjuangan dan pengobanan, maka kita seharusnya mengevaluasi apakah kita sudah menjadi terlalu nyaman.
5. Kuasa Pemuridan: Kekuatan-Nya.
Paulus berkata bahwa dia bersusah payah dan berjuang, tetapi dia melanjutkan kata-kata itu dengan klausul yang sangat penting. Dia menulis, "aku bersusah payah, berjuang sesuai dengan kuasa-Nya yang bekerja dengan kuat di dalam aku."
Walaupun pemuridan membutuhkan banyak tenaga, kabar baiknya adalah bahwa Tuhan memberi kita kekuatan-Nya. Kita bersusah payah dan berjuang, tetapi kita memiliki Dia untuk kita boleh bergantung pada-Nya. Tidak peduli seberapa berpengalaman diri Anda dalam pemuridan, adalah sangat penting bahwa Anda terus-menerus datang kepada Tuhan untuk memohon kekuatan dan kuasa-Nya. Meskipun kita menggunakan tenaga kita, bukanlah sepenuhnya tenaga kita yang akan melakukan pekerjaan mengubahkan hati dan hidup, tetapi kuasa Allah. Kita hanyalah alat di tangan-Nya.
Godaan untuk dilawan: Kebergantungan pada diri sendiri. Saat kita bertumbuh dalam pemuridan dan di dalam pengetahuan kita akan Firman Allah, kita mungkin menjadi kurang menyadari kebutuhan kita akan Tuhan dalam kepemimpinan rohani kita. Namun, kebenarannya adalah bahwa kita tidak pernah menjadi kurang membutuhkan Dia. Bukan pengetahuan atau ketrampilan kita yang akan mengembangkan murid-murid, tetapi kuasa Allah yang bekerja di dalam kita. Kita harus terus-menerus mengakui bahwa di hadapan Dia, dengan sungguh bergantung pada Dia, dan tidak pernah tertipu untuk percaya pada kemampuan kita sendiri.(t/Jing-Jing)
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Downline |
Alamat situs | : | https://downlineministries.com/5-principles-discipleship-colossians-128-29/ |
Judul asli artikel | : | 5 Principles of Discipleship from Colossians 1:28-29 |
Penulis | : | Ali Zimmerman |
Tanggal akses | : | 20 Desember 2018 |