Belajar Tentang Pemuridan

Selama beberapa bulan belakangan ini, saya dan Aileen telah mengikuti kegiatan fitness. Meskipun kami berdua bukan termasuk orang yang tidak sehat, kami juga merasa tidak sebugar dan sesehat yang kami inginkan. Musim panas lalu kami memutuskan untuk bergabung dengan klub kesehatan, dan setidaknya untuk beberapa waktu, menyewa jasa instruktur untuk membantu kami. Kami sama sekali tidak tahu apa pun tentang fitnes sehingga kami sadar bahwa kami memerlukan seseorang, untuk menuntun dan menginstruksi kami dalam hal yang tidak dikenal ini. Saya rasa bisa dikatakan bahwa kedua keputusan ini --- untuk menjadi bugar serta menyewa instruktur untuk membantu kami --- telah mengubah hidup kami ke arah yang lebih baik.

Manfaat utama berlatih bersama dengan seorang instruktur adalah bertambahnya kebugaran, tetapi ternyata terdapat pula manfaat tambahan yang tidak terduga: instruktur kami telah banyak mengajarkan kami mengenai pemuridan dan pengajaran. Dalam Alkitab kita sering mendengar Paulus membandingkan kehidupan seorang Kristen dengan sebuah latihan fisik, dan sekarang saya dapat memahami lebih baik metafora tersebut. Terdapat beberapa kesamaan di dalam apa yang saya dan instruktur saya lakukan: Ia, sebagai seorang instruktur kebugaran, bekerja di dalam bisnis untuk membantu orang lain bertumbuh secara fisik; Saya, sebagai seorang Kristen dan pendeta, bekerja di dalam bidang untuk membantu orang lain bertumbuh secara spiritual.

Perkenankan saya untuk membagikan beberapa pelajaran yang telah saya dapatkan tentang pemuridan dari berlatih bersama dengan instruktur pribadi kami.

Pelatihan membutuhkan penilaian. Sebelum memulai program, instruktur kami melakukan berbagai macam penilaian mendalam tentang kondisi fisik kami serta mempelajari tujuan-tujuan kami. Ia menyuruh kami untuk melampaui langkah awal kami untuk memantau kemampuan kami. Ia melakukan hal itu dikarenakan siapa pun yang berjalan memasuki pintu pelatihan tersebut, berada di di belakang garis awal yang baru, dan bertekad untuk mencapai tujuan yang berbeda. Ia dapat melatih kami dengan lebih baik ketika ia mengetahui kekuatan dan kelemahan kami, serta tujuan spesifik kami. Dengan prinsip yang sama, setiap orang Kristen berada di dalam tempat yang berbeda di dalam pertumbuhan rohaninya, serta memiliki tujuan rohani yang berbeda. --- beberapa ingin menjadi pendeta, beberapa ingin menjadi teolog, beberapa ingin menjadi suami dan istri yang taat. Kita dapat memuridkan dengan baik ketika kita memuridkan orang lain secara spesifik, dengan penilaian yang benar tentang siapa mereka dan apa yang ingin mereka capai.

Berlatih membutuhkan perencanaan. Setelah instruktur kami menilai kondisi dan tujuan kami, ia menyusun sebuah rencana yang dapat membawa kami mencapai hasil yang diinginkan. Ia memiliki keyakinan yang kuat terhadap rencana tersebut dan meyakinkan kami bahwa hasil akan tercapai jika kami melakukannya dengan tekun. Pelatihan rohani juga berkembang dengan adanya rencana. Seorang Kristen yang dewasa mampu berbicara dengan keyakinan tentang bagaimana kita dapat bertumbuh di dalam kesalehan, dengan memanfaatkan kasih karunia yang Allah telah berikan.

Kita dapat memuridkan dengan baik ketika kita memuridkan orang lain secara spesifik, dengan penilaian yang benar tentang siapa mereka dan apa yang ingin mereka capai.

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Seorang instruktur mencontoh dan meniru hal tersebut. Dunia kebugaran merupakan hal yang baru bagi saya dan Aileen, dan kami membutuhkan pelatihan, bahkan untuk gerakan-gerakan yang paling mendasar. Instruktur kami mencontohkan semua itu, dengan sabar mendemonstrasikan bagaimana melakukan sebuah gerakan satu-persatu, serta bagaimana cara menggunakan peralatan yang ada. Namun, ia tidak beranjak setelah menunjukkan sebuah gerakan kepada kami ---- ia mengamati selagi kami meniru gerakannya, mengkoreksi serta melakukan penyesuaian untuk memastikan kami melakukannya dengan benar. Pemuridan Kristen juga berjalan dengan lebih baik ketika kita meminta orang lain untuk mencontoh kita. Kita meminta orang lain untuk mencontoh hidup kita, di dalam hubungan, atau di dalam pemuridan rohani, dan kemudian mengamati mereka, serta mengoreksi dan menyesuaikan mereka seperlunya.

Pelatihan bertujuan untuk mencari kelemahan. Saat kami telah mengalami kemajuan setelah berbulan-bulan berlatih, instruktur kami melihat kelemahan-kelemahan tertentu dan mengkondisikan program yang ada untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut. Seumur hidup, saya mempunyai masalah dengan postur saya --- bahu saya agak miring ke depan. Saya tidak menyadarinya, tetapi hal ini disebabkan oleh otot tertentu di punggung dan leher saya terlalu lemah. Instruktur kami menghentikan sejenak program kami untuk latihan kekuatan yang akan memperbaiki postur. Di dalam pemuridan itu, mau tidak mau, kami menemukan kelemahan akan pengetahuan serta karakter, dan perlu untuk beradaptasi serta menyelesaikannya sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Pelatihan berkembang dengan dorongan. Melalui semua kerja keras dan latihan, instruktur kami telah menjadi sumber dorongan, yang memotivasi kami untuk mengangkat beban satu kali lagi, atau meyakinkan kami bahwa kami telah berkembang melalui program yang dijalani. Saat kami ingin menyerah, ia meyakinkan kami untuk berjuang. Mentor rohani yang baik melakukan hal yang sama, memberikan dorongan secara tepat waktu dan spesifik untuk terus maju melakukan hal-hal yang dirasa sulit, untuk membangun kebiasaan yang benar serta menggapai pola-pola yang benar.

Pelatihan mengukur perkembangan. Setiap saat, instruktur kami melakukan berbagai macam pengecekan seperti berat badan dan persentasi lemak tubuh. Pelatihan memerlukan kerja keras dan terkadang kita bertanya-tanya apakah manfaatnya setara dengan usahanya. Namun, pengukuran ini meyakinkan kami bahwa kami telah bergerak maju menuju tujuan, dan bahwa tubuh kami mengalami perkembangan dalam kesehatan serta kebugaran. Pemuridan dalam kekristenan juga merupakan proses yang panjang dan adalah mudah untuk langsung menyerah. Meskipun perkembangan rohani Kristen tidak dapat diukur dengan kasat mata, tetapi ada waktu untuk mengevaluasi, mengukur pertumbuhan, serta bersuka cita di dalamnya.

Seorang instruktur memberikan akuntabilitas, saya dan Aileen mempunyai akuntabilitas yang sedang berlangsung mengenai pertemuan kami. Setiap Senin pukul 10 pagi, kami harus berada di klub untuk bertemu dengan instruktur kami. Bahkan, pada hari di mana kami sedang malas berolahraga, akuntabilitas ini memotivasi kami. Dengan prinsip yang sama, seorang pembimbing rohani atau mentor akan mengajar dengan lebih baik jika ia menetapkan dan menjadwalkan pertemuan rutin untuk tujuan yang teratur. Kebahagiaan dan kepercayaan diri sang pembimbing di dalam pertemuan akan mendorong orang lain untuk datang dan berpartisipasi.

Ini hanyalah beberapa hal yang saya telah pelajari tentang pemuridan, dari berlatih bersama dengan instruktur pribadi. Berolahraga telah meningkatkan kebugaran saya, tetapi hal tersebut mempunyai manfaat yang tidak terduga, yang mengajarkan saya bagaimana caranya membantu orang lain untuk bertumbuh di dalam rohani mereka secara lebih baik. (t\Gabriel)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Challies.com
URL : https://www.challies.com/articles/on-learning-discipleship/
Judul asli artikel : On Learning Discipleship
Penulis artikel : Tim Challies