Saya suka memotong rumput. Namun, ada satu hal yang membuat saya gila -- garis yang bengkok. Ketika saya masih muda, saya akan memotong rumput dengan mata saya tertuju pada jalan di depan saya, mencoba untuk menjaga agar roda-roda tetap berbaris dengan sempurna. Namun, hal itu jarang menghasilkan barisan yang saya inginkan. Kemudian seseorang membagikan kebijaksanaannya: pilihlah satu titik di ujung barisan dan jika Anda terus mengarahkan pandangan ke sana, maka secara alami Anda akan memotong garis lurus.
Hal ini berhasil dalam memotong rumput, dan juga berhasil dalam kehidupan dan pelayanan. Fokuskan pandangan Anda pada tujuan, dan Anda akan bergerak ke arah itu. Namun, jika Anda berfokus pada apa yang ada di depan Anda, Anda akan berbelok arah.
Tujuan dari pelayanan pemuda bukanlah untuk membangun program-program yang besar dengan banyak murid, tetapi untuk membangun murid-murid dengan iman seumur hidup kepada Yesus Kristus. Dengan menjaga misi seumur hidup ini sebagai yang terdepan dalam segala hal yang kita lakukan, para pekerja muda dan orang tua dapat beristirahat dengan penuh keyakinan akan kesetiaan Allah. Akan tetapi, jika kita hanya berfokus pada program-program kita dan jadwal minggu depan, kita akan perlahan-lahan keluar dari jalur.
Menerapkan Injil dalam Segala Hal
Injil tidak boleh dianggap remeh, dan tidak boleh hanya dilihat sebagai pesan penginjilan. Injil adalah pesan anugerah Allah bagi orang-orang berdosa melalui kehidupan, kematian, kebangkitan, kenaikan, dan kedatangan Yesus kembali. Ini adalah fondasi dasar untuk segala sesuatu tentang kehidupan orang Kristen. Murid yang dimuridkan untuk melihat Injil sebagai kerangka kerja mereka untuk segala sesuatu dalam hidup adalah murid yang diutus sebagai murid Amanat Agung. Identitas mereka berlabuh di dalam Kristus. Pendidikan mereka berlabuh di dalam Kristus. Hubungan dan rencana murid untuk masa depan, serta cara mereka menggunakan media sosial, berlabuh di dalam Kristus.
Terlalu banyak murid yang hanya mendengar Injil dalam konteks penginjilan. Khotbah Yesus menghubungkan pesan kerajaan Allah dengan segala sesuatu dalam kehidupan, bukan hanya hubungan individu dengan Allah. Perhatikan Khotbah di Bukit, Yesus mengajarkan kepada para murid tentang apa artinya menjadi murid-Nya (lihat Ucapan Bahagia dalam Matius 5:3-11) dan kemudian membantu mereka memahami apa artinya hidup sesuai dengan itu.
Ajarkan Mereka untuk Mencintai Gereja
Remaja dan anak-anak membutuhkan lebih dari sekadar kelompok pemuda dan kelas Sekolah Minggu. Mereka membutuhkan gereja. Dengan demikian, mereka akan mengetahui seperti apa kehidupan Kristen itu ketika mereka menjadi dewasa muda, pengantin baru, orang tua, orang tua yang memiliki anak yang sudah dewasa dan tidak lagi tinggal bersama, pengangguran, janda, pensiunan, dan sebagainya. Mengisolasi murid dari generasi yang lebih tua mungkin memberikan pelayanan yang lebih menghibur yang dapat memotivasi mereka untuk hadir selama masa remaja mereka, tetapi hal itu mengorbankan partisipasi jangka panjang di gereja. Ketika para murid hanya menerima pelayanan yang ditargetkan untuk usia tertentu, tidak ada alasan untuk mengharapkan mereka menemukan nilai dalam partisipasi di gereja ketika mereka lulus. Akan ada suatu hari ketika murid-murid keluar dari pelayanan Anda, jadi terserah Anda dan orang tua mereka untuk membantu mereka menemukan keindahan menjadi bagian dari gereja.
Doronglah Orang Tua untuk Memimpikan Impian yang Alkitabiah bagi Anak-anak Mereka
Saya terkadang bertanya kepada beberapa kelompok orang tua, apa doa terbesar mereka untuk anak remaja mereka pada saat mereka lulus sekolah. Kebanyakan orang tua Kristen mengatakan bahwa mereka ingin putra atau putri mereka memiliki iman seumur hidup kepada Kristus. Tentu saja, itu adalah doa yang baik dan alkitabiah. Sayangnya, impian ini sering kali menjadi mangsa dari garis-garis bengkok yang sama seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Tujuan jangka pendek dapat dengan mudah mengambil alih dan mengalihkan perhatian dari mimpi jangka panjang yang dimiliki orang tua untuk anak-anak mereka. Sebagai seorang gembala pemuda, penting untuk memberikan ruang kepada orang tua untuk bergumul dengan godaan ini tanpa menumpuk rasa bersalah di pundak mereka.
Memberikan orang tua beberapa studi kasus untuk didiskusikan bersama dapat membantu mereka memikirkan beberapa skenario yang mungkin terjadi sebelum terjadi. Hal ini akan memperlengkapi mereka untuk memimpin anak-anak mereka agar selaras dengan doa-doa mereka untuk iman seumur hidup. Akankah para murid mengorbankan tempat di daftar awal mereka karena mereka memilih untuk menghadiri retret pemuda? Ketika murid diejek karena iman mereka atau kehilangan teman atau menerima nilai yang buruk pada sebuah makalah karena makalah tersebut mencerminkan pandangan dunia yang alkitabiah, bagaimana kita harus menanggapinya? Apakah kita menolong murid-murid untuk bertahan dengan kasih karunia dan kerendahan hati, atau apakah kita mengajar mereka untuk memperjuangkan kebebasan mereka? Tentu saja situasi-situasi ini sering kali lebih rumit dan bernuansa daripada yang dapat diwakili di sini, tetapi semuanya dapat menjadi momen pemuridan dengan para remaja. Apakah kita mendorong orang tua untuk memimpikan mimpi-mimpi alkitabiah bagi anak-anak mereka, atau apakah kita sudah puas selama mereka membawa anak-anak mereka ke program-program kita?
Biarkan mereka Memimpin. Biarkan mereka Gagal.
Mengembangkan pemimpin murid adalah salah satu cara terbaik untuk memperlengkapi remaja Kristen untuk membuat dampak Injil di dunia mereka. Tidak semua murid akan menjadi misionaris atau pendeta. Sebagian besar akan menjadi guru, perawat, teknisi listrik, atau ibu rumah tangga. Namun, akan menjadi pekerja seperti apakah mereka nantinya? Memberikan visi kepada murid untuk menggunakan karunia dan hasrat mereka demi Kristus akan mempersiapkan mereka untuk pelayanan seumur hidup ... dan membiarkan mereka berjuang dan gagal adalah hal yang sangat penting.
Jangan pernah membuat murid untuk gagal. Itu tidak mengasihi dan kejam. Para murid tumbuh dalam budaya yang semakin berbasis pada rasa malu yang menyoroti kegagalan mereka melalui media sosial. Memberi murid ruang untuk memimpin dan berjuang menunjukkan kepada mereka bahwa momen-momen ini tidak perlu menghancurkan jiwa mereka. Sebaliknya, kita dapat membantu mereka menemukan bahwa kepemimpinan Kristen sebenarnya adalah pelayanan. Jadi, jika mereka gagal, itu bukanlah akhir dari segalanya karena ini bukan tentang mereka, melainkan anugerah Tuhan yang bekerja, bahkan melalui kegagalan mereka.
Pada akhirnya, pelayanan pemuda sama sekali bukan tentang pelayanan pemuda. Ini adalah tentang orang dewasa yang imannya berakar pada masa remajanya. Ingatlah tujuan ini. Fokuskan pandangan Anda pada visi jangka panjang ini ketika mengajar murid, menasihati orang tua, mengintegrasikan murid ke dalam kehidupan gereja, dan memberdayakan murid-murid untuk melayani.
(t/Jing-jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Radical |
Alamat situs | : | https://radical.net/article/preparing-students-for-lifelong-faith |
Judul asli artikel | : | Preparing Students for Lifelong Faith |
Penulis artikel | : | Mike McGarry |