5 Mitos tentang Pemuridan

Yang Termasuk Pemuridan dan yang Bukan

Pemuridan bisa menjadi laci kata-kata sampah; orang memasukkan segala macam hal ke dalamnya. Beberapa dari hal-hal itu tidak seharusnya ada di sana. Untuk memperjelas apa itu pemuridan, mari kita pikirkan apa yang bukan pemuridan dengan meneliti lima mitos tentang pemuridan.

Mitos #1: Pemuridan adalah isu orang Kristen.

Pemuridan tidak berasal dari Yesus. Para rabi Yahudi dan filsuf Yunani memiliki murid yang mengabdikan diri pada pengajaran mereka. Saulus dimuridkan oleh Gamaliel dan Plato oleh Socrates. Barack Obama memiliki 131 juta pengikut di Twitter, dan John Piper memiliki satu juta. CNN memiliki 56,7 juta pengikut, dan Fox News memiliki 20,7 juta.

Ada orang-orang yang blak-blakan dalam halaman konten media sosial kita, yang unggahannya mengeklaim apa pun, mulai dari emoji yang menghina hingga respons kasar. Dunia, kedagingan, dan iblis memberikan pengaruh yang cukup besar pada kehidupan kita, seperti halnya Gereja, Roh, dan Anak Allah. Tidak ada hari, jam, atau menit yang tidak terpengaruh dalam hidup kita. Kita terus-menerus dimuridkan oleh kekuatan budaya, relasional, dan spiritual di sekitar kita. Kekuatan pemuridan mana yang paling memengaruhi Anda?

Mitos #2: Ini semua tentang pemuridan.

Beberapa orang menyukai pemuridan. Mereka mengatakan hal-hal seperti, "Ini semua tentang menghasilkan murid yang menghasilkan murid." Mereka menekankan pelipatgandaan. Meskipun Yesus pasti menggunakan metafora mereproduksi untuk mengajar tentang kerajaan Allah, Dia tidak pernah mengevaluasi murid-murid-Nya berdasarkan reproduksi rohani mereka. Ketika Dia berbicara kepada tujuh gereja dalam Wahyu, tidak sekali pun Dia menghakimi mereka karena angka kehadirannya yang rendah, kegagalan untuk memperbanyak murid, atau untuk mendirikan gereja. Sebaliknya, Dia menilai karakter dan iman mereka.

Ketika Yesus menggunakan metafora pertanian, mereka sering menyampaikan pertumbuhan yang lambat, tetapi disengaja, bukan pertumbuhan waralaba yang cepat. Perhatikan variasi pertumbuhan tanah yang baik dalam perumpamaan empat macam tanah: biji sesawi yang tumbuh perlahan menjadi pohon besar tempat burung bersarang; rumput liar yang tumbuh dengan cepat, tetapi dikumpulkan dan dibakar. Pelipatgandaan bukanlah nilai utama kerajaan Allah, melainkan Injil. Produktivitas bukanlah ukuran kedewasaan, melainkan kesetiaan. Jadi, meskipun Injil membuat murid, itu merupakan proses seumur hidup. Kadang-kadang, mereka menjadi dewasa dengan cepat, mereproduksi kesalahan dan keyakinan mereka pada orang lain. Dan, beberapa murid bertumbuh dengan lamban, menghadapi banyak tantangan dan kemunduran. Beberapa murid harus menghasilkan murid yang memuridkan. Banyak murid akan tergelincir dan berada di jalan yang lurus dan sempit. Bagi beberapa murid, kesetiaan berjalan sejauh enam menit; bagi orang lain, itu hanya persoalan menghadapi Yesus.

Mitos #3: Pemuridan adalah "kehidupan dalam kehidupan."

"Pemuridan adalah kehidupan dalam kehidupan" merupakan ekspresi evangelis lainnya. Ketika orang menggunakan frasa ini, mereka menekankan bahwa kehidupan Kristen tidak dapat dijalani di kepala Anda. Tidaklah cukup untuk menerima kepercayaan dari Alkitab; kita juga harus membaginya satu sama lain. Versi terbaik dari pepatah ini mengarah pada intensionalitas dalam hubungan. Di perguruan tinggi, John Boudreaux berbagi hidupnya dengan saya dan Chris. Kami pergi ke konser, belajar Alkitab, mempraktikkan akuntabilitas rohani, dan makan bersama. Dia mengajari kami untuk mengikuti Yesus dengan mengundang kami ke dalam hidupnya, dan kami menyerap kasih, pemahaman, dan persahabatannya.

Saat memuridkan, kita harus mengakui dosa-dosa kita, menceritakan pergumulan kita, dan jujur tentang penderitaan kita, menunjukkan bahwa Yesus itu cukup untuk kegagalan kita dan kuat untuk keberhasilan kita.

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Namun, jika kita tidak hati-hati, pemuridan seumur hidup dapat menuntun pada kehidupan terbaik saya dalam hidup Anda, artinya saya akan menunjukkan kepada Anda bagian terbaik, tetapi bukan bagian terburuk dari diri saya. Saya akan menunjukkan kepada Anda bagaimana mempelajari Alkitab, seperti apa penginjilan itu, apa itu kesalehan, tetapi saya tidak akan mengungkapkan rasa tidak aman, kesombongan, atau kecemasan saya kepada Anda. Kita mengedepankan kaki terbaik sambil menyembunyikan yang jelek. Kita menjadi profesional dan murid kita pemula. Ini menciptakan standar yang tidak mungkin tercapai bagi para murid Yesus, yang mengarah pada rasa bersalah dan malu yang mendalam ketika mereka gagal untuk mengukur. Bahkan, pemuridan profesional menggantikan Yesus dengan memberi kesan kepada orang lain bahwa jika mereka bisa seperti kita, mereka berhasil. Akan tetapi, kita harus mendorong orang-orang untuk tidak menaruh iman mereka pada kita, melainkan pada Yesus, yang jauh lebih mengampuni dan penuh anugerah dibandingkan diri kita yang terbaik. Saat memuridkan, kita harus mengakui dosa-dosa kita, menceritakan pergumulan kita, dan jujur tentang penderitaan kita, menunjukkan bahwa Yesus itu cukup untuk kegagalan kita dan kuat untuk keberhasilan kita. Hanya dengan demikian para murid akan mendapatkan gambaran nyata tentang seperti apa mengikut Yesus.

Mitos #4: Pemuridan adalah pilihan.

Beberapa ekspresi Kekristenan tampaknya percaya bahwa pergi ke gereja secara teratur dan menjadi orang baik adalah semua yang diperlukan untuk menjadi seorang Kristen. Strategi penginjilan menetapkan standar lebih rendah lagi ketika memancing orang-orang dengan surga -- "jika Anda mati malam ini ... apakah Anda akan masuk surga?" Akan tetapi, bukankah kita seharusnya membuat orang-orang terpesona dengan kekayaan Kristus yang tak terbatas? Tujuan Yesus bukanlah untuk membawa orang ke surga; melainkan untuk memasukkan mereka ke dalam diri-Nya sendiri. Karena alasan ini, Perjanjian Baru dipenuhi dengan perkataan "dalam Kristus".

Sebaliknya, Yesus mengajar para pengikut-Nya untuk tinggal di dalam Dia, seperti ranting yang menempel di pokok anggur yang memelihara kehidupan. Jika cabang tidak menempel, ia akan mengerut dan dibakar. Yesus tidak turun dari kemuliaan dan menderita di bumi untuk memberi kita tempat duduk di bangku gereja. Dia mengorbankan hidup-Nya untuk memberi kita kehidupan yang benar-benar baru. Yesus tidak membuat petobat; Dia menjadikan murid-murid yang mengabdi kepada-Nya, dan pengabdian kepada Yesus dalam seluruh kehidupan adalah inti dari pemuridan. Pemuridan dimungkinkan karena Yesus telah mengabdikan seluruh hidup-Nya untuk kita, bahkan sebelum kita lahir. Pemuridan bukanlah pilihan, karena kita dipanggil kepada Yesus bukan ke surga. Arahkan tujuan kepada Yesus, maka Anda mendapatkan surga; arahkan tujuan kepada surga, maka Anda tidak akan mendapatkan surga sama sekali. Akan tetapi, jika Anda benar-benar telah berjumpa dengan Kristus, Anda tahu jauh di lubuk hati Anda bahwa Dialah satu-satunya yang benar-benar layak sebagai tujuan hidup.

Mitos #5: Pemuridan adalah pembunuh kesenangan.

Ketika merenungkan pemuridan, kita mungkin tergoda untuk memikirkan semua hal yang harus kita korbankan demi mengikuti Yesus. Mungkin itu penerimaan dari rekan-rekan Anda, kebiasaan buruk, rumah, atau hubungan. Pemuridan memang membutuhkan pengorbanan. Yesus tidak mengatakan masuklah ke dalam mobil mewahmu dan ikuti Aku; Dia berkata pikul salibmu. Akan tetapi, apa yang Dia minta untuk dikorbankan, akan Dia berikan lebih sebagai imbalan: "Dan, setiap orang yang sudah meninggalkan rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ayah, ibu, anak-anak, atau ladangnya karena nama-Ku akan menerima seratus kali lipat dan akan mewarisi hidup yang kekal." (Mat. 19:29, AYT). Upah kekal kita secara eksponensial lebih daripada pengorbanan kita yang sementara.

Namun, bagaimana dengan upah dalam hidup ini? Bukankah Yesus berkata bahwa kita harus kehilangan nyawa untuk mendapatkannya? Sesungguhnya, Dia memberi keuntungan hidup yang berlimpah bersama-Nya. Apa yang hilang dalam hidup ini tidak ada artinya dibandingkan dengan apa yang kita peroleh dalam hidup bersama Kristus. Kita sering puas dengan kesenangan sesaat, tetapi Yesus datang untuk memberi kita sukacita yang berlimpah. Ketika kita berjalan bersama Yesus dan bumi tampaknya memengaruhi kita, Dia mengulurkan tangan yang kukuh untuk mengangkat kita ke dalam kebahagiaan transenden yang tidak dapat dicapai oleh kebaikan duniawi. Syukur kepada Allah karena Yesus menanggung salib untuk sukacita yang disediakan di hadapan-Nya, menjamin sukacita dalam penderitaan kita dan melampaui hal-hal itu. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Crossway
Alamat situs : https://crossway.org/articles/5-myths-about-discipleship
Judul asli artikel : 5 Myths about Discipleship
Penulis artikel : Jonathan K. Dodson