Bacaan: 2 Korintus 4: 16 -- 8, AYT
Dua Korintus 4:16 dimulai dengan kata Itulah sebabnya atau karena itu - kata yang sama - dan ayat 17 dimulai dengan kata Sebab atau karena. "Itulah sebabnya, kami tidak pernah berkecil hati. Walaupun tubuh lahiriah kami makin merosot keadaannya, tetapi manusia batiniah kami selalu diperbarui hari demi hari." Apa kata lain untuk oleh sebab itu? "Karena itu." Apa kata lain untuk sebab? "Karena."
Anda menggunakannya setiap hari. Anda tahu cara kerjanya. "Saya lapar, sebab itu saya akan pergi makan siang." "Saya lapar, karena itu saya akan makan siang." Jadi, rasa lapar saya adalah alasan untuk - dasar - mengapa saya pergi makan siang. Jadi, saya menghubungkannya dengan sebab itu ketika alasannya datang sebelum tindakan. Akan tetapi, jika Anda mengambil tindakan, dan meletakkannya sebelum dasarnya, penyebabnya, atau alasannya, Anda tidak lagi menggunakan kata sebab itu. Anda menggunakan kata karena. "Aku akan makan siang karena aku lapar." Jadi, ketika alasan tindakan Anda muncul terlebih dahulu, Anda mengikuti alasan itu dengan oleh sebab itu.
Sekarang Anda mungkin berpikir, "Itu aneh. Saya tidak datang ke Chicago untuk pelajaran tata bahasa. Saya tidak datang ke Chicago untuk diajari logika dasar, jadi masuk saja ke inti masalahnya. Itu sulit. Saya tidak suka tata bahasa. "
Menurut Anda mengapa mereka mengundang saya untuk datang ke sini, ke Konferensi Legacy? Saya tidak keren. Saya tidak berbicara dengan keren. Saya tidak berpakaian keren. Dan, terlebih lagi, saya tidak peduli sama sekali tentang menjadi keren. Jadi, saya melihat sekeliling sambil berpikir, "Apa yang saya lakukan di sini?" Dan, saya pikir saya tahu. Saya bahkan tidak tahu apakah orang-orang yang meminta saya untuk datang tahu mengapa mereka meminta saya untuk datang, tetapi saya kira saya tahu mengapa mereka melakukannya.
Inilah alasannya: Saya kira mereka meminta saya untuk datang karena selama sekitar empat puluh tahun, saya telah mencari-cari "karena" dan "sebab itu" di dalam Alkitab, dan memberi tahu semua orang bahwa saya menyingkap kemuliaan yang saya lihat di bawah "sebab itu" dan di bawah "karena". Itu saja yang saya lakukan. Itu hidup saya. Jadi, jika Anda merasa bangga dengan saya tentang pelajaran tata bahasa Anda, saya katakan Anda tidak harus menerimanya. Akan tetapi, ini hidup saya. Begitulah cara saya melihat dunia. Begitulah cara saya melihat Allah. Itu sebuah jendela. Saya berada di ruangan yang gelap, dan "karena" dan "sebab itu" yang ada di dalam Alkitab adalah cahaya hidup saya. Mereka adalah rahasia pembaharuan setiap hari. Itulah yang ingin saya perlihatkan kepada Anda.
Saya pikir apa yang dibutuhkan gereja, apa yang dibutuhkan pemuridan, adalah untuk berkhotbah dan mengajar yang berhubungan dengan kata-kata dari teks dan memberitahu orang-orang mengapa kata-kata itu ada di sana. Itulah yang saya pikir dibutuhkan dunia. Sebenarnya, Gerakan Legacy bukan terutama tentang hiburan. Ini bahkan bukan terutama tentang menyelamatkan yang binasa. Ini tentang menyelamatkan mereka sampai menjadi murid, sampai menjadi laki-laki dan perempuan gereja yang dewasa, kuat, dan mandiri yang dapat memimpin bagi Yesus.
Anda tahu bagaimana saya mendefinisikan orang-orang itu? Anda belum meraih orang-orang di sana sampai mereka dapat mendeteksi "karena" dan "sebab itu" dari paragraf -- aragraf di Alkitab dan menggalinya serta menemukan harta untuk hidup mereka, sehingga mereka tidak harus bergantung kepada Anda untuk menunjukkannya kepada mereka. Anda belum menyelesaikan pekerjaan pemuridan sampai seseorang dapat membuka Alkitabnya, mencari kata itu dalam awal ayat 16, dan tahu, "Itu pasti dalam ayat 7 -- 5 di mana rahasia itu ditemukan. Saya akan pergi ke sana dan saya akan menemukannya. Lalu, saya akan mengajari beberapa anak tentang apa yang saya lihat. "
Itu saja yang saya lakukan. Dan, murid ini akan memerhatikan "sebab itu" atau "karena" pada awal ayat 17 dan akan berkata, "Oh, ayat 17 pasti memiliki lebih banyak rahasia di dalamnya, dan saya akan menemukannya. Saya akan menuliskannya dan saya akan memberi tahu seseorang apa yang saya lihat. "
Itulah pemuridan sebenarnya. Jika Anda menganggapnya gramatikal, Anda tidak akan memahaminya. Anda tidak mendapatkan fakta bahwa Allah mengilhami kitab - bukan video. Dia mengilhami sebuah kitab, dan kitab itu terdiri dari kalimat, paragraf, dan kata-kata, dan mereka terhubung dengan cara-cara tertentu sehingga mereka memiliki makna, dari Allah yang Mahakuasa, ke dalam otak manusia. Dia bisa melakukannya dengan cara lain, tetapi Dia melakukannya dengan cara ini. Kita mau tidak mau harus mengajar anak-anak kita membaca. Saya pikir alasan utama Anda mengajari anak-anak cara membaca adalah agar mereka dapat membaca kitab itu sendiri, sehingga mereka tidak harus bergantung kepada orang lain.
Saya tidak tahu apa yang Anda coba lakukan ketika Anda mengajari (dengan) seorang murid, tetapi jika saya duduk dengan seorang pria selama setahun, dan ingin agar dia mandiri dari saya - dan kuat, dan tahan lama, tak tergoyahkan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang tidak akan jatuh ketika angin datang - saya akan menunjuk kepada "karena" dan "sebab itu". Itu yang akan saya lakukan. Dan, saya akan membuat dia melihat hal-hal itu, dan saya akan menjelaskan mengapa itu ada di sana. "Perlihatkan pada saya. Tunjukkan pada saya apa yang ada di balik "sebab itu", karenanya. Tunjukkan pada saya apa yang ada di balik "karena" alasan itu. Jika Anda tidak dapat menunjukkan kepada saya, kita belum selesai karena Anda harus mendapatkannya sendiri, karena Anda akan hancur tanpa itu. Anda akan putus asa jika Anda tidak tahu mengapa "Itulah sebabnya" ada di awal dari 2 Korintus 4:16 dan mengapa "Sebab" ada pada di awal 2 Korintus 4:17. "
Anda belum memiliki rahasia tentang bagaimana agar tidak kecewa. Mereka ada di situ bukan tanpa maksud. Mereka diinspirasikan. Firman diilhami oleh Allah yang Mahakuasa, dan mereka membawa banyak sekali makna. (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Desiring God |
URL | : | https://www.desiringgod.org/messages/the-glory-of-god-in-the-sight-of-eternity/excerpts/how-to-make-a-mature-disciple |
Judul asli artikel | : | How to Make a Mature Disciple |
Penulis artikel | : | John Piper |