Salah Paham Orang-Orang Kristen Mengenai Pemuridan

Ann Swindell

 

Yesus memanggil kita untuk "menjadikan semua bangsa murid-Ku," tapi, apa artinya hal itu?

Bagi mereka yang mengikut Yesus, pemuridan haruslah menjadi pusat iman kita. Ini karena Yesus memerintahkan para pengikut-Nya; yang mana biasa disebut sebagai "Amanat Agung"; untuk "pergilah dan muridkanlah semua bangsa, baptiskanlah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus, ajarkanlah mereka untuk menaati semua yang Aku perintahkan kepadamu" (Matius 28:18-20).

Bukan saran yang Yesus buat di sini. Itu adalah perintah, sebuah tuntutan.

Apa itu pemuridan? Sederhananya, pemuridan memiliki arti bekerja sama secara intensif dengan sesama orang Kristen, guna membantu orang tersebut untuk menaati Yesus dan hubungannya dengan Yesus bertumbuh; supaya dapat membantu orang lain untuk melakukan hal yang sama. Yesus mengajar para murid-Nya untuk menaati perintah-perintah-Nya, supaya mereka dapat memimpin orang lain untuk melakukan hal yang sama setelah kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya ke surga. Rasul Paulus melanjutkan pola pemuridan tersebut bersama dengan Timotius dan mendorong pola itu untuk terus berjalan: "Apa pun yang telah kamu dengar dari aku di depan banyak saksi, percayakan itu kepada orang-orang yang setia, yang juga mampu mengajar orang lain" (2 Timotius 2:2).

Namun, bagaimana kita bisa menghidupi perintah ini dan benar-benar melakukan hal yang menjadi panggilan kita? Hal itu dapat membantu kita, saya pikir, untuk melihat apa yang mungkin saja kita salah pahami tentang pemuridan guna memahami bagaimana cara melakukannya secara benar.

Pemuridan Bukanlah Hal Mudah

Keselamatan itu cuma-cuma, tetapi kita akan membayar dengan hidup kita untuk melakukan pemuridan. Yesus mengatakannya dengan terus terang:

"Jika seseorang ingin mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya sendiri, dan memikul salibnya setiap hari, dan mengikuti Aku. Sebab, siapa pun yang berusaha menyelamatkan nyawanya, akan kehilangan nyawanya. Akan tetapi, barang siapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apakah untungnya jika seseorang mendapatkan seluruh dunia, tetapi mati atau kehilangan nyawanya sendiri?" (Lukas 9:23-25)
 
Menjadi murid Yesus berarti bahwa kita harus memberikan hidup kita untuk mengikuti-Nya dengan sungguh-sungguh dan tanpa syarat. Itu berarti bahwa hidup kita bukan lagi milik kita sendiri; melainkan menjadi kepunyaan-Nya.          

Pemuridan Bukan Hanya Tentang "Saya dan Yesus"

Meskipun pemuridan adalah segala sesuatu yang mengenai Yesus, hal itu bukanlah usaha perorangan. Pemuridan adalah relasi, dan untuk sepenuhnya menanggapi Amanat Agung, kita harus menjadi murid-murid yang menghasilkan murid-murid dari Yesus. Ini berarti kita harus menghabiskan waktu bersama secara konsisten dengan orang-orang percaya lainnya.

Yesus dan para murid-Nya menghabiskan banyak waktu bersama-sama (Kisah Para Rasul 1:21-22). Mereka makan bersama, berjalan bersama, dan berlayar bersama. Mereka bahkan bertarung bersama (Lukas 9:46-48). Kedua belas murid berada dalam hidup masing-masing satu sama lain, secara sengaja dan terus menerus.

Sementara kita dipanggil untuk menjadi murid-murid Yesus, kita juga menjadi murid dengan satu sama lain, belajar tentang bagaimana cara mencintai Allah dan sesama seiring waktu berjalan. Kita perlu mengizinkan orang lain untuk memuridkan kita dengan cara membiarkan mereka menantang dan mendorong kita dalam perjalanan kita bersama Alah. Inilah mengapa gereja dan hubungan yang jujur dengan orang-orang percaya yang lain adalah inti dari kehidupan orang Kristen; kita membutuhkan satu sama lain dalam perjalanan ini untuk menjadi murid Yesus secara sungguh-sungguh.

Pemuridan Bukanlah Pembimbingan

Sebagaimana kita mengizinkan orang lain masuk ke dalam hidup kita dan membiarkan mereka menolong kita untuk menaati Yesus, kita sendiri juga perlu untuk menjangkau dan memuridkan orang lain. Namun, itu bukan berarti bahwa kita sedang membimbing orang lain.

Pembimbingan berkaitan dengan apa yang bisa ditawarkan oleh pembimbing kepada orang lain melalui kebijaksanaan dan pengalaman mereka; sedangkan pemuridan berkaitan dengan apa yang Yesus dapat tawarkan kepada orang lain melalui kebijaksanaan dan hadirat-Nya.

Inilah mengapa Anda tidak perlu memiliki terlalu banyak kualifikasi untuk dapat memuridkan orang lain (Ingat, kedua belas murid Yesus yang pertama hanyalah orang-orang biasa yang tidak berpendidikan); Anda hanya perlu mengikuti dan mematuhi perintah Yesus di dalam kehidupan Anda, serta bersedia untuk membantu sesama untuk melakukan hal yang serupa.

Pemuridan Bukanlah Sebuah Metode

Untuk menjadi murid Yesus tidak mengharuskan kita untuk menghadiri gereja tertentu, ikut dalam studi Alkitab tertentu, atau berdoa dengan cara tertentu pula. Namun, pemuridan memang mengharuskan kita untuk melakukan sesuatu menurut Kerajaan Surga, sama seperti yang dilakukan oleh kedua belas murid Yesus. Mereka diutus Yesus untuk mengusir setan-setan, menyembuhkan orang yang sakit, serta mengabarkan kabar baik tentang "Kerajaan Allah sudah dekat" (Matius 10:5-15, Lukas 10:1-12).

Tanggung jawab kita sebagai murid-Nya belum berubah sama sekali. Kita tetap dipanggil untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan ini; bersama dengan orang-orang percaya yang lain; dengan cara mengabarkan Injil di komunitas-komunitas kita sebagaimana kita berdoa untuk mereka yang sakit dan terluka. (t/Nikos)         

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Relevant Magazine
Alamat URL: https://relevantmagazine.com/god/what-christians-get-wrong-about-discipleship
Judul asli artikel: What Christians Get Wrong About Discipleship
Penulis artikel: ANN SWINDELL
Tanggal akses: 16 Agustus 2018