Iblis, Menghasilkan Murid, dan Abad Pertengahan
Pemuridan, pada intinya, dengan rendah hati membantu murid-murid lain untuk setia mengikuti Yesus. Sebagai murid, tugas kita adalah membantu orang lain memahami apa artinya menjadi bagian dari keluarga-Nya dan mengajar mereka untuk mematuhi semua yang telah Dia perintahkan kepada kita (Matius 28:18-19).
Yesus Tidak Menawarkan Umpan-Tukar[1]
Pola Paulus dalam mendorong para petobat baru untuk menghitung harga yang harus dibayar tidaklah mengejutkan, mengingat cara Yesus yang selalu mengungkapkan bahwa ada harga yang harus dibayar di setiap awal penginjilan-Nya. Teks yang paling mencolok adalah Lukas 14:25-33 (AYT):
Pertama, mereka menyembah Dia.
Sebelum Yesus memberi mereka tugas apa pun yang harus dilakukan, tugas apa pun yang harus dipenuhi, petunjuk apa pun tentang bagaimana mereka dapat, dalam hal tertentu, melanjutkan pekerjaan-Nya setelah Dia pergi, pertama-tama mereka berlutut di hadapan-Nya. Matius menyatakan bahwa
kesebelas murid pergi ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika mereka melihat-Nya, mereka menyembah-Nya .... (Mat. 28:16-17, AYT)
Saya sudah menjadi ayah selama hampir 17 tahun, dan semakin lama saya berusaha menjadi orang tua, semakin saya merasa kurang memenuhi syarat untuk memberi nasihat tentang membesarkan anak. Secara halus, mengasuh anak itu membuat kita rendah hati. Saya juga seorang pendeta yang sering berada dalam posisi untuk menasihati para orang tua.